Dhany Tardiwan Noor : Pemuda Jangan Terbuai ke Dalam Lingkaran Kekuasaan

- 27 Mei 2021, 19:50 WIB
Bendahara DPD KNPI Kota Tasikamlaya Dhany Tardiwan Noor, S.IP
Bendahara DPD KNPI Kota Tasikamlaya Dhany Tardiwan Noor, S.IP /Istimewa/

KABAR PRIANGAN - Layaknya menyambut kontestasi politik, sejumlah kaum muda yang tengah bersiap menatap ajang Musda KNPI 2021 mulai bersolek.

Selain menata penampilan untuk eksis di media sosial, sejumlah pemikiran, ide dan lainya pun mulai ditebar di berbagai media, termasuk di grup whatApp tertentu oleh sejumlah kaum muda yang digadang-gadang bakal bertarung di pentas Musda.

Komunikasi yang dibalut dengan konsep silaturahmi dengan menghadirkan beberapa tokoh Organisasi Kepemudaan (OKP) hingga aktivis senior di kota ini mulai menghiasi dunia maya.

Fenomena tersebut telah membuat perhelatan Musda menjadi cukup dinamis. Dhany Tardiwan Noor, S.IP, Bendahara DPD KNPI pun misalnya, menjadi salah satu kader muda KNPI yang ramai diperbincangkan dan memiliki basis yang cukup mengakar baik di OKP maupun pimpinan kecamatan.

Baca Juga: Pemkab Tasikmalaya Minta Kepastian Hukum Soal Tambang Pasir Galunggung ke Pusat

Dia pun dianggap mumpuni dan siap jika diberi mandat guna melanjutkn estafet kepemimpinan dari Ahmad Djunaedi. Kepada KP", aktivis di berbagai OKP di ligkungan Keluarga Besar NU (KBNU) itu tak menampik jika dirinya siap makalangan di ajang Musda jika diperlukan.

Sebagai bagian dari kaum muda, ia bertekad merefresentasikan pergerakan kaum muda dengan mengedepankan kepentingan kolektif dengan spirit nilai - nilai persatuan, kebangsaan dan keindonesiaan.

"Hari ini giroh itu kurang nampak terlihat dalam wajah pemuda saat ini. Kini telah terjadi distorsi gerakan pemuda yang seakan terkooptasi dan terbuai dalam lingkaran kekuasaan. Sehingga sangat nampak jelas bagaimana kaum muda hari ini terjebak dalam kepentingan parsial, individual dan golongan," kata dia.

Ditambahkan dia, masing-masing kepentingan golongan dan individual terkonsentrasi dalam ambisi perebutan founding - founding politik, yang kemudian membuat semangat kolektifitas kebangsaan dan kenegaraan menghilang.

Padahal semangat kebangsaan, kenegaraan dan kolektifitas hanyalah sebatas pemanis dan semboyan semu sebagai “pencitraan publik”, semua itu kata dia hanyalah nampak di permukaan untuk sebuah kemasan yang tidak jelas.

Halaman:

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x