PMII Menilai Pemkot Banjar Gagal Tangani Covid-19. Awwal: Tingkat Kesembuhan Juga Sangat Mengkhawatirkan

- 10 Juli 2021, 07:48 WIB
Ketua Cabang PMII Kota Banjar Awwal Muzakki Alkautsar
Ketua Cabang PMII Kota Banjar Awwal Muzakki Alkautsar /kabar-priangan.com/D. Iwan/

KABAR PRIANGAN - Pemkot Banjar dinilai gagal dalam penanganan kasus Covid-19 di Kota Banjar. Hal itu diungkapkan Ketua Cabang PMII Kota Banjar Awwal Muzakki Alkautsar.

Kritik keras itu dilontarkan karena berdasarkan data, Kota Banjar ada di peringkat kedua setelah Kabupaten Garut, sebagai daerah dengan kasus aktif tertinggi.

Tak hanya gagal mengantisipasi penyebaran covid, pemkot Banjar pun dinilai gagal dalam upaya penyembuhan warga yang terpapar Covid.

Baca Juga: Hati-hati! Nama Bupati Sumedang Dicatut untuk Penipuan

Karena berdasarkan catatan pula, kata Awwal, Kota Banjar juga termasuk kategori daerah dengan tingkat kesembuhan yang rendah dibanding daerah lainnya selama ini.

"Saya menyesalkan, Banjar mendapat angka 36,59 persen dalam kasus aktifnya. Kondisi ini masuk daerah dengan kasus aktif tertinggi,” ujar Awal, Jumat, 9 Juli 2021.

Artinya, lanjut dia, pemerintah daerah telah gagal dalam penanganan mengurangi angka kasus aktif covid 19.

Baca Juga: Mantan Kadispora Garut Divonis PN Tipikor 3 Tahun Penjara, Kejari Garut Lanjutkan Banding

"Kesembuhan juga sangat mengkhawatirkan, Banjar termasuk kategori terendah di Jawa Barat di angka 61,46 persen ini. Kondisi ini menunjukan kelalaian pemerintah kota," katanya.

Awwal menilai, pemerintah selama ini terkesan kurang memperhatikan, baik dari sisi kebijakan ataupun dalam hal penanganan.

"Pengamatan saya, penanganan selama ini hanya bersifat kuratif, seharusnya persoalan corona lebih maksimal di tindakan preventif dan edukatif terhadap masyarakat. Untuk itu, harus terus ditingkatkan lagi," ujarnya.

Baca Juga: Masa PPKM Darurat Malah Gelar Dangdutan Hingga Picu Keributan

Dia juga menyoroti keberadaan tenaga kesehatan yang terbatas, sehingga perawatan terhadap pasien baik di tempat isolasi ataupun yang melakukan isolasi mandiri tidak maksimal.

"Isolasi mandiri sekarang di kawal oleh Rt setempat. Diharapkan pemerintah daerah berani lakukan perekrutan tenaga kesehatan baru yang nantinya disebar di tiap desa,” katanya.

Dia menyarankan tiap desa minimal ada 2 tenaga kesehatan yang ditugaskan untuk melakukan pemantauan isolasi mandiri.

Baca Juga: Pencairan BST dan PKH Minggu Ini Dapat Tambahan Beras 10 kg dari Bulog

“Setelah angka isolasi mandiri menurun, tenaga kesehatan tiap desa itu ditugaskan juga untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pencegahan covid 19 dan penyakit lainnya," ujarnya.

Pada kesempatan itu, dia juga menyoroti tempat isolasi terpusat untuk OTG. “Kondisi ini juga harus diperhatikan pemerintah daerah untuk memaksimalkan penanganannya,” ujar Awwal.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x