Dituntut Mampu Berikan Layanan Kesehatan, Anggota TNI-Polri di Garut Ikuti Pelatihan Tracer Covid-19

- 26 Juli 2021, 20:41 WIB
Kapolres Garut memberikan arahan kepada ratusan anggota TNI-Polri peserta pelatihan "tracer" di SOR Ciateul, Tarogong Kaler, Senin 26 Juli 2021.
Kapolres Garut memberikan arahan kepada ratusan anggota TNI-Polri peserta pelatihan "tracer" di SOR Ciateul, Tarogong Kaler, Senin 26 Juli 2021. /kabar-priangan.com/ Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Masih tingginya kasus Covid-19 di Kabupaten Garut menyebabkan tingkat kebutuhan terhdap tenaga kesehatan juga tinggi.

Di sisi lain, keberadaan tenaga kesehatan di Kabupaten Garut selama ini sangat terbatas.

Kondisi seperti ini disikapi jajaran TNI-Polri dengan mengikutsertakan ratusan nggotanya untuk mengikuti pelatihan tracer Covid-19.

Setelah mengikuti pelatihan, para anggota TNI-Polri ini diharapkan mampu membantu dalam memberikan pelayanan kesehatan khususnya kaitan dengan Covid-19.

Baca Juga: Garut Turun Ke PPKM Level 3: Tidak Ada Penyekatan Jalan dan Kegiatan Ekonomi Kembali Dibuka

"Ada ratusan anggota TNI-Polri yang kita ikut sertakan dalam pelatihan tracer Covid-19. Ini salah satu upaya kita untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya yang ada kaitannya dengan Covid-19 akibat keterbatasan tenaga kesehatan," ujar Kapolres Garut, AKBP Wirdhanto Hadicaksono, seusai memberikan arahan dalam kegiatan pelatihan tracer di Sarana Olah Raga (SOR) Ciateul, Tarogong Kidul, Senin 26 Juli 2021.

Dikatakannya, kegiatan ini diselenggarakan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut.

Melalui kegiatan ini, diharapkan bisa menekan penyebaran Covid-19 di Kabupaten Garut.

Setelah mengikuti pelatihan, tutur Wirdhanto, ratusan anggota TNI-Polri ini selanjutnya akan diturunkan ke lapangan untuk membenatu tenaga kesehatan.

Baca Juga: Pemkab Garut Berikan Dana Insentif Bagi Nakes di 67 Puskesmas

Dengan keterlibatan mereka, diharapkan pelaksanaan tracking, dan treament (3T) Covid-19 di Kabupaten Garut bisa lebih cepat dan
baik lagi.

"Kami harapkan keterlibatan ratusan anggota TNI-Polri ditambah para relawan menjadi tracer bisa menahan atau paling tidak menekan laju penularan Covid-19. Selain itu, diharapkan pula pelayanan kesehatan di lokasi isolasi yang ditetapkan oleh pemerintah akan lebih terkendali," katanya.

Menurut Wirdhanto, sebagai satu kesatuan Satgas Covid-19, TNI-Polri harus bisa mengetahui keterbatasan sumber daya yang dimiliki Dinas Kesehatan di Garut.

Oleh karenanya, anggota TNI-Polri harus siap untuk selalu berada di garis terdepan bersama tenaga kesehatan untuk bisa menahan laju penularan Covid-19 yang saat ini masih tinggi.

Baca Juga: Pemuda Muhammadiyah Kota Banjar Luncurkan 'PPKM' sebagai Gerakan Ta'awun

Namun Kapolres pun mengingatkan agar dalam melaksanakan tugas sebagai tracer anggota TNI-Polri juga selalu menjaga kesehatan dan keamanan dengan selalu memperhatikan protokol kesehatan.

Saat melaksanakan tugas, anggota TNI-Polri harus selalu mengenakan APD (alat pelindung diri) yang sudah disediakan pihak Dinas Kesehatan.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Maskut Farid, menyampaikan selama pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat, angka-angka yang berkaitan dengan Covid-19 di Kabupaten Garut mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik.

Ia mencontohkan, BOR (bed occupancy rate) dan angka positif Covid-19 mengalami peurunan dibanding sebelum PPKM Darurat.

Baca Juga: Berbakti utuk Negeri, FKRG Beri Makan Siang Petugas Penjaga Pos PPKM Darurat

"Alhamdulillah PPKM Darurat di Garut cukup epektif juga. Hal ini terbukti dengan turunnya angka-angka segala yang berkaitan dengan Covid-19 seperti BOR dan juga angka positif yang turun sekitar 50 persenan," ucap Maskut.

Namun khusus untuk angka positivity rate, diakui Maskut hingga saat ini masih tinggi.

Ini menandakan tracing yang masih kurang bagus sehingga perlu
ditingkatkan lagi.

Disebutkan Maskut, harusnya saat ada yang positif Covid-19, minimal ada 15 orang yang diperiksa.

Baca Juga: Pemdes Cimungkal, Siapkan Ratusan Hektare Lahan untuk Petani Milenial

Namun akibat keterbatasan jumlah petugas, saat ini baru ada 3 sampai 5 orang yang diperiksa ketika ad yang dinyatakan positif Covid-19.

Rendahnya angka positivity rate, tambah Maskut, bisa terjadi karena adanya permasalahan di lapangan.

Tingginya rasa ketakutan masyarakat untuk menjalani pemeriksaan menjadi kendala selain keterbatasan petugas.

Baca Juga: Bupati Garut Buka Kegiatan MPLS Siswa SMP Se Kabupaten Garut Secara Virtual

Dengan adanya pelatihan tracer yang diikuti ratusan peserta dari TNI-Polri, diharapkan Maskut bisa mengtasi permasalahan yang terjadi selama ini.

Ia mengaku optimistis bisa mengejar angka penmeriksaan hingga 15 orang ketika ada yang dinyatakan positif Covid-19 sehingga ujung-ujungnya diharapkanbisa menurunkan tingkat penyebaran Covid-19.

“Dengan adanya bantuan dari anggota TNI-Polri yang telah mengikuti pelatihan tracer ini, kemampuan kita untuk mencari warga yang positif Covid-19 tentu akan meningkat. Dengan demikian tingkat penyebaran Covid-19 bisa ditekan karena mereka yang positif bisa lebih cepat diketahui dan diisolasi sehingga tak menyebarkan virusnya ke mana-mana," kata Maskut.***

 

Editor: Sep Sobar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah