Menurut Sri, poin yang dinilai yaitu sekolah ramah lingkungan, diantaranya meliputi kemampuan menjaga kebersihan, sanitasi dan drainase.
Kemudian, memilah dan membuang sampah pada tempatnya, serta kemampuan mengelola sampah dengan 3R (Reuse, Reduce, Recycle), menanam dan memelihara pohon dan tanaman lainya.
Baca Juga: Polres Garut Amankan Pelaku Tabrak Lari, Tapi Indentitas Pelaku Belum Dibuka ke Publik, Ada Apa?
Selain itu, katanya ada juga konservasi air. Yaitu, pengelolaan air bersih melalui teknologi atau perilaku sosial, kenyamanan dan produktivitas, konservasi energi melalui tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi tanpa mengurangi keamanan.
"Di sekolah juga ada imbauan yang dipasang secara tertulis seperti gunakan air secukupnya, matikan lampu saat siang hari, dan lainnya," ujarnya.
Dewan Pimpinan Wilayah Hiimpunan Penggiat Adiwiyata Indonesia Kota Banjar, H. Dudu Nurzaman, menyebutkan pihaknya bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Banjar dan Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjar, mendorong semua nominasi sekolah adiwiyata atau GPBLH yang menjadi duta Kota Banjar, lolos semua ke tingkat lebih atas tahun 2021 ini. Baik, itu nominasi tingkat Jabar maupun nominasi tingkat nasional.
Baca Juga: Penjual Serabi di Limbangan Garut Temukan Sesosok Bayi di Dalam Tas, Begini Ceritanya
"Kami senantiasa mendorong kelengkapan sarana prasarana sekolah di Kota Banjar. Terpenting dari penganugrahan Adiwiyata atau GPBLH itu, terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah untuk melestarikan lingkungan sekolah," ucapnya.
Tim penilai nominasi sekolah adiwiyata tingkat Provinsi Jabar, Agus Karyatna, mengatakan hasil penilaian sekolah yang masuk nominasi tingkat Jabar, dijadwalkan diumumkan 5 November 2021. Tepatnya, saat Hari Cinta Puspa.
"Untuk tingkat Jabar, dianugrahkan oleh Provinsi Jabar. Dan, tingkat nasional diumumkan Mentri Lingkungan Hidup. Momen ini biasa digelar setiap tahun," ujarnya.