Selanjutnya, menyiapkan lahan untuk tanaman kopi dengan luasan melebihi luas tanam yang da sekarang.
Baca Juga: Capaian Vaksinasi Dosis 1 di Sumedang Tembus 32,83 Persen
Ia mengungkapkan di wilayah Desa Ganjaresik ada lahan milik BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) yang dulu menjadi lahan pengganti kehutanan wilayah yang tergenang Waduk Jatigede.
Menurut para petani,kini lahan tersebut tidak terkelola dengan baik sehingga tidak produktif.
"Ada usulan dari petani bagaimana kalau lahan pengganti itu dikelola kelompok tani untuk menanam kopi. Untuk itu kami akan memohon ke pihak BBWS agar lahan bisa digarap oleh petani menanam kopi. Luasnya lumayan mencapai 150 hektare. Tapi ya nanti ada mekanisme agar tidak terjadi kekeliruan,"ujarnya.
Sutisna menambahkan, upaya lainnya agar kopi bisa dikelola dari mulai hilir hingga hulu, pihaknya akan menyiapkan sarana prasarana pemasaran dari hasil kopi olahan petani.
"Mudah-mudahan berbagai upaya yang akan dilakukan bisa mewujudkan wilayah Wado terutama di kawasan dataran tinggi menjadi sentra kopi," katanya.
"Bahkan mulai sekarang, saya sudah instruksikan agar para pegawai kecamatan, tokoh masyarakat, pegawai desa bahkan masyarakat agar mengkonsumsi kopi olahan petani," katanya lagi.***