KABAR PRIANGAN - Hujan yang turun hampir setiap hari mengguyur wilayah Tasikmalaya membuat bencana tanah longsor terjadi. Seperti kejadian longsoran di perkampungan warga di Kampung Galeong Desa Nangerang, Kecamatan Cigalontang, Kabupaten Tasikmalaya.
Kedua rumah warga tersebut yakni milik Dede Eli (40) dan milik Danu (45). Rumah Dede Eli rusak terbawa material longsor, sedangkan rumah mililk Danu tertimpa material longsor. Sementara 22 rumah warga lainnya terancam longsor, Senin, 27 September 2021.
Bencana longsor itu terjadi setelah wilayah Cigalontang diguyur hujan seharian. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun kerugian ditaksir mencapai puluhan juta.
Baca Juga: Naas, Truk Pembawa Peralatan Listik Masuk Jurang di Taraju
Plt. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Tasikmalaya, Iwan Ridwan, menjelaskan, guna menghindari terjadinya korban jiwa dan meminimalisir kerugian materi akibat bencana pergerakan tanah dan longsor pihaknya menyarankan beberapa langkah yang bisa diikuti.
Langkah tersebut yakni merencanakan pengembangan sistem peringatan dini di daerah rawan bencana. Kedua dengan penyebarluasan informasi bencana gerakan kepada masyarakat dengan berbagai media.
"Upaya selanjutnya, hindari melakukan penggalian pada daerah bawah lereng terjal yang akan menggangu kestabilan lereng sehingga mudah longsor," jela Iwan.
Baca Juga: Vaksinasi Covid-19 di Cilembang 'Berhadiah' Beras, Warga pun Antusias Rela Antri Berpanas-panasan
Iwan juga menghimbau agar masyarakat tidak membuat percetakan sawah baru atau kolam pada lereng yang terjal. Sebab hal ini yang akan mengakibatkan tanah mudah bergerak. Selanjutnya, hindari bermukim atau mendirikan bangunan di tepi lembah sungai terjal.
"Cara yang jitu yakni membudidayakan tanaman pertanian dan perkebunan yang sesuai dengan asas pelestarian lingkungan dan kestabilan lereng. Maka akan menjaga kita dari ancaman longsor," jelas dia.***