Dua Pembuat Uang Palsu Dibekuk Polisi Saat Beli Rokok di Warung Gunakan Upal

- 6 Oktober 2021, 19:18 WIB
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP, Aszhari Kurniawan didampingi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, Darjana saat ekpos kasus pengungkapan uang palsu di Mako Polres Tasikmalaya Kota, Rabu, 6 Oktober 2021.*
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP, Aszhari Kurniawan didampingi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, Darjana saat ekpos kasus pengungkapan uang palsu di Mako Polres Tasikmalaya Kota, Rabu, 6 Oktober 2021.* /kabar-priangan.com/Asep MS/

Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Tasikmalaya, Darjana yang turut menghadiri ekpos kasus uang palsu mengatakan, sekilas benda mirip uang atau uang palsu itu mirip dengan uang rupiah asli. Namun, apabila dilihat menggunakan metode 3D (dilihat, diraba, diterawang), akan jelas perbedaannya.

"Di uang itu terdapat benang pengaman. Namun benangnya tidak serata seperti uang asli. Lalu cetakan yang seharusnya terlihat kasar di sini tak ada," kata dia.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tim ahli Kantor Perwakilan BI Tasikmalaya lanjut Darjana, pada uang palsu tersebut setidaknya terdapat lima perbedaan dibanding dengan uang asli. Pertama, bahan uang yang digunakan berkualitas sangat rendah dan merupakan kertas biasa, sedangkan uang asli terbuat dari serat kapas.

Kedua, warna uang buram atau tidak cerah. Ketiga, hasil cetakan terasa halus karena tidak terdapat teknik cetak intaglio. Keempat, tidak terdapat logo BI yang presisi apabila uang itu diterawang. Terakhir tidak terdapat security lainnya feature pada uang tersebut.

Baca Juga: Belum Terima Uang Ganti Rugi, Warga Terdampak Tol Cisumdawu di Conggeang Sumedang Kembali Protes

Kendati demikian, Darjana menilai, uang palsu yang diungkap Polres Tasikmalaya Kota itu memiliki kemiripan sekitar 50 persen dari uang asli.

"Apabila dilihat sekilas, terlihat sama dengan uang asli. Apalagi kalau malam-malam digunakan untuk berbelanja, ketika tak dipastikan dengan baik, orang dapat mudah percaya bahwa itu adalah uang asli," ujarnya.

"Ini menjadi perhatian kami, karena semakin canggih. Kemiripannya tinggi. Kalau diterawang, tetap ada. Berarti bahannya sudah baik," kata dia.

Darjana juga mengatakan, selama tahun 2021 pihaknya telah menyimpan sekitar 2000 lembar uang palsu pecahan 50.000 dan 100.000 dari hasil pengungkapa petugas.

" Biasanya memang untuk kasus uang palsu ini pecahan besar," ujar Darjana.***

Halaman:

Editor: Teguh Arifianto


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah