"Saat ini baru sebagian kecil petani yang mau memanfaatkan gadung, untuk diolah menjadi bahan baku makanan. Hanya saja gadung yang sudah diolah tersebut masih sebatas di konsumsi sendiri," kata Dedi.
Baca Juga: Sumedang Masuk Wilayah Resiko Bencana Tinggi, Wabup Sumedang Luncurkan Dua Kendaraan Siaga
Melihat potensi besar itu, kata Dedi, kelompok tani akan memulai mengolah gadung untuk dijadikan bahan baku makanan dalam kapasitas banyak. Namun,kata dia, para petani masih memperdalam teknik pengolahan gadung agar bisa menjadi bahan baku makanan yang higienis.
"Di Cipasang sendiri, ada sekitar 50 hektare lahan hutan. Dan didalam hutan itu banyak tumbuhan gadung. Nanti kami akan terjun mengumpulkan gadung untuk diolah oleh kelompok tani," ucapnya.
Dedi menyebutkan, sepengetahuannya, harga gadung yang sudah diolah dalam kemasan keripik dapat dijual sekitar Rp40 ribu per kilogram.
"Jelas ini sangat potensi bagi kami, agar bisa menciptakan lapangan usaha agar ekonomi petani di wilayah kami bisa meningkat, apalagi setelah terpuruk akibat pandemi," ujarnya.***