Pameran Seni Rupa di Tasikmalaya, Anton Susanto Cucu Popo Iskandar Berharap Para Pelukis Melek Digital

- 28 November 2021, 20:50 WIB
Pengelola Galeri Popo Iskandar, Anton Susanto (kiri) berbicara saat sarasehan serta pameran seni rupa online dan offline di  Kota Tasikmalaya, Minggu 28 November 2021.*
Pengelola Galeri Popo Iskandar, Anton Susanto (kiri) berbicara saat sarasehan serta pameran seni rupa online dan offline di Kota Tasikmalaya, Minggu 28 November 2021.* /Kabar-Priangan.com/Irman Sukmana

KABAR PRIANGAN - Persoalan pemasaran masih menjadi kendala terbesar yang dihadapi para pelukis atau perupa yang terjadi di hampir setiap daerah di Tanah Air.

Para pelukis terus memproduksi karya hingga lukisan menumpuk, namun karena pemasarannya seret, kesinambungan mereka untuk terus berkarya sedikit terhambat. Maka, pemanfaatan teknologi digital harus dimaksimalkan agar kesejahteraan pelaku seni rupa lebih terangkat.

"Sudah saatnya para pelukis melek digital, bekerja sama dengan promotor dalam memasarkan karyanya untuk kesinambungan berkarya," kata Anton Susanto, cucu pelukis (Alm) Popo Iskandar di Kedai Kopi Arlen & Galeri, Jalan Ir H Djuanda, Kota Tasikmalaya, Minggu 28 November 2021.

Baca Juga: Hasil KLB, Kapolres Tasikmalaya Jabat Exco PSSI Jabar, Tommy dan Akhmad Hadian Jadi Ketua dan Wakil Ketua 

Anton menjadi pembicara dalam acara sarasehan serta pameran seni rupa online dan offline bertajuk "Senyum" yang digelar Rumpun Seni Rupa Dewan Kesenian Kota Tasikmalaya (DKKT).

Selain Anton yang juga pengelola Galeri Popo Iskandar itu, tampil sebagai narasumber adalah Nunu Nazarudin Azhar, seorang sastrawan Tasikmalaya. Acara tersebut diikuti puluhan pelukis.

Anton menambahkan, bagaimana pun pelukis harus adaptif terhadap perkembangan zaman serta bekerja sama dengan pihak lainnya dalam menunjang pemasaran. Hal itu penting agar eksistensi pelukis atau perupa bisa tetap terpelihara.

Baca Juga: Warga Bertaruh Nyawa di Jembatan Gantung Ciwiri, Lebih Ekstrem daripada Outbound Petualangan di Televisi

"Pak Tasirun di Yogyakarta yang awam digital bisa terus eksis berkarya berkat bantuan seorang promotor atau manajer pemasaran," ujarnya.

Sementara itu Nunu berharap para stakeholder yang ada di setiap daerah terketuk membeli atau minimal menyewa karya para pelaku seni untuk dipajang di setiap dinding kantor pemerintahan, perbankan atau lainnya.

"Dengan adanya respons seperti itu tentu akan membantu eksistensi mereka seperti halnya penjual bunga yang kerap disewakan di sejumlah perkantoran," kata Nunu.

Baca Juga: Wagub Jabar Tinjau Terdampak Banjir Bandang di Sukawening dan Karangtengah Garut

Ketua Rumpun Seni Rupa DKKT, Yusa Widina, mengajak semua pelaku seni tetap eksis berkarya. "Nah, setelah pandemi reda, Alhamdulillah kita bisa bertatap muka untuk mengevaluasi karya, bersilaturahmi dan bertukar pikiran dengan sesama pelukis maupun perupa," ujar Yusa.

Pengelola Galeri Popo Iskandar, Anton Susanto, berfoto seusai acara Sarasehan serta Pameran seni rupa online dan offline bertajuk
Pengelola Galeri Popo Iskandar, Anton Susanto, berfoto seusai acara Sarasehan serta Pameran seni rupa online dan offline bertajuk Irman Sukmana

Ia juga bersyukur karena pelukis dari generasi milenial terus tumbuh menghiasi dunia seni rupa di Tasikmalaya dan sekitarnya. "Mudah-mudahan regenerasi bisa terus tumbuh hingga membuat dunia seni lukis atau seni rupa eksis dan turut menyejahterakan para pelakunya," kata Yusa.

Adapun kegiatan sarasehan dan pameran lukisan secara online dan offline yang ketujuh itu digelar sebagai agenda tahunan yang rutin diadakan. Pameran dimulai sejak Juli lalu di tiga kedai kopi yang ada di Tasikmalaya.

Baca Juga: Ratusan Rider Cakar Tanah Berlumpur di Sirkuit Banjar, Puaskan Penonton Setelah Dua Tahun Absen karena Pandemi

Karya yang dipajang mencapai sekitar 100 buah dari lebih dari 35 peserta pameran, termasuk karya pelukis-pelukis dari Tasikmalaya, Ciamis, Garut, Bandung, Sukabumi, hingga Jakarta.*



Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah