KABAR PRIANGAN - Meski menjadi salah satu penghasil zeolit, masyarakat Tasikmalaya tergolong masih asing terhadap jenis tambang yang tersebar di beberapa daerah di wilayah Tasikmalaya Selatan itu.
Pun demikian di kalangan petani, baik yang bergerak di bidang hortikultura, pangan maupun kehutanan. Padahal di beberapa daerah, pemanfaatan zeolit dalam membantu menyuburkan tanah sudah banyak dilakukan.
Terkait situasi itu, inisiator kegiatan yang juga pegiat sosial kemasyarakatan, Ita Puspita SPd, tergerak menginisiasi pemanfaatan zeolit untuk petani Kawalu, Kota Tasikmalaya, karena belum banyak yang mengetahui manfaat dari tambang itu.
Baca Juga: Viral Bupati Garut Joget Tiktok di Lombok, Fraksi PAN Berencana Memanggil Bupati ke DPRD
Kebetulan di daerah kelahiraannya di Kecamatan Cikalong, stok tambang zeolit masih cukup banyak. Makanya ia tergerak untuk memborong sekitar 2,5 ton zeolit untuk dicoba diaplikasikan guna menunjang kegiatan usaha pertanian dan perkebunan masyarakat di Kawalu dan sekitarnya.
"Di negara tandus seperti Afrika, zeolit banyak dimanfaatkan untuk membantu kesuburan tanah dan berhasil. Aneh, stoknya ada di sini, tetapi belum dimanfaatkan maksimal. Padahal, harganya tergolong murah dan usaha yang dilakukan bisa lebih efisien," kata Ita, Senin 6 Desember 2021.
Natawijaya, salah seorang pegiat pertanian di Lembaga Masyarakat Tani Hutan, mengaku tertarik untuk mengaplikasikan pola pengolahan tanah dengan tambahan zeolit. Terlebih, dirinya bergerak di perkebunan dimana kondisi tanahnya kurang pasokan air.
"Dulu sempat ada program dan pemanfaatan zeolit untuk pertanian. Tetapi setelah program yang digulirkan tahun 1990-an atau awal tahun 2000-an, pasokan tambang itu justru sulit didapat," ujar Natawijaya.