Baca Juga: CERITA SUMEDANG: Ki Mastak, Jadi Saksi Peralihan Kekuasaan Raja Sumedang
"Tidak ada namanya post power syndrome setelah tidak menjabat dalam pemerintahan," ujar Ahman Sya.
"Apalagi saya kembali dari karier sebagai petugas kementerian ke habitat saya ke perguruan tinggi," kata tokoh yang turut membidani lahirnya Harian Umum Kabar Priangan (dulu Tabloid Priangan) pada tahun 1999 silam itu.
Pesan Mashudi
Ahman Sya juga salah seorang tokoh yang sempat kurang setuju dengan penegerian Unsil. Ia teringat pesan (Alm) Letjen Mashudi yang berkomitmen tetap menjadikan Unsil kampus maju dengan status perguruan tinggi swasta (PTS).
"Ahman, di luar negeri, banyak PTS hebat dan maju daripada PTN. Jadi kita bikin saja Unsil kampus yang hebat," kata Mashudi seperti ditirukan Ahman Sya.
Ungkapan itu disampaikan Mashudi ketika Ahman Sya yang waktu itu menjabat Purek III Unsil tengah mengetik jawaban surat dari Mendikbud Daoed Joesoef yang meminta yayasan agar Unsil menjadi PTN. Mashudi sendiri meninggal pada 22 Juni 2005 di Jakarta.
Alasan Mashudi saat itu, ungkap dia, supaya tidak menimbulkan gejolak di internal yang fakta dan riaknya masih terasa. Sebelum penegerian, dirinya pun sempat memberi pertimbangan kepada rektor dan orang dalam Unsil lainnya, tetapi soal direspons atau tidak bagi dia tak masalah.
"Saya sudah jadi orang luar dan tahu diri kok. Mungkin kalau ada yang bilang siapa lu misalnya, ya sudahlah tak masalah dan biasa-biasa saja bagi saya mah," ujar dia.