Meski begitu, kecintaan terhadap Unsil tak pernah lekang waktu dan siapapun rektor ke depan, dia akan selalu mengingatkan untuk selalu menjaga, merawat dan mengaplikasikan nilai yang terkandung dalam filosofi dasar pendirian Unsil tersebut.
Soal figur mana yang bisa mengemban cita-cita itu, ia tak memiliki tendensi harus orang dalam atau orang luar. Baginya yang penting dia paham filosofi itu dan tentunya diterima senat dan masyarakat Unsil.
"Kalau orang luar lebih paham dan didukung senat, ya mangga. Cuma sekali lagi, dalam pandangan saya ibarat bertanya tentang keluarga saya, ya jangan tanya orang lain. Karena yang lebih tahu saya dong," ujar Ahman Sya.*