"Sambil menunggu anggaran agar para petani tidak tergangu mengarap lahan sawahnya, tetapi, jangankan bantuan angaran, bantuan pipa paralon pun hingga saat ini belum ada," kata Hendi.
Lebih lanjut Hendi mengatakan, pihaknya bersama masyarakat telah melakukan berbagi upaya, agar aliran air dari saluran irigasi tersebut bisa kembali normal.
Baca Juga: Jadi Tuan Rumah MTQ Tingkat Jabar 2022, Sumedang Bakal Menerapkan Digitalisasi MTQ
Namun karena debit air cukup besar serta curah hujan yang tinggi saluran itu kembali jebol dan tertutup lagi oleh bongkahan tanah yang longsor dari tebing.
"Upaya yang masyarakat lakukan selalu berujung sia-sia karena masyarakat hanya mampu melakukan swadaya dengan cara menggunakan plastik, bukan dengan pipa parlon, sehingga saluran tersebut kembali tertimbun longsor," ujarnya.
Untuk menyikapai hal tersebut, Hendi berharap pihak pemerintah melalui dinas terkait dapat memperbaikinya atau memberikan bantuan paralon sesuai dengan ukuran, sehingga saluran irigasi Tando bisa kembali normal dan para petani juga bisa mengarap lahan sawahnya.*