KABAR PRIANGAN - Sungguh menakjubkan kemampuan yang dimiliki Imam Nur Ihsan. Remaja berparas tampan, dan berkarakter santun ini, ternyata sangat jago menulis dalam Bahasa Sunda.
Di usianya yang masih sangat muda, remaja kelahiran Sumedang, 11 Maret 2003 ini, ternyata telah mampu mencatat Rekor Dunia Muri dalam kategori Penelitian Sejarah Menggunakan Bahasa Daerah Tercepat.
Imam Nur Ihsan sendiri, merupakan mahasiswa asal Sumedang yang sedang menjalani pendidikan di Al Bukhary Internasional University, Malaysia.
Baca Juga: SUMEDANG: Tampil Modis dan Wangi, Mau Tahu Harga Parfum Pejabat Ini? Cek Saja
Karena ketertarikannya terhadap budaya daerah asalnya, anak pertama dari pasangan Dedi Kurniadi dan Ny. Elis Rosmiati, warga Desa Cikoneng Kulon, Kecamatan Ganeas, Kabupaten Sumedang ini, akhirnya mencoba untuk membuat sebuah penelitian tentang Mahkota Binokasih Sanghyang Pake yang kini tersimpan di Museum Prabu Geusan Ulun.
Dalam penelitiannya itu, remaja lulusan SMAN 1 Sumedang yang pernah berkuliah di Turki ini, mengambil judul penelitian "Pangaruh Ayana Mahkuta Binokasih Sanghyang Pake Pikeun Najerkeun Jatidiri Kasumedangan".
Luar biasanya, penelitian dan penulisan yang dilakukannya mulai tanggal 20 April sampai 22 April 2021 itu, ternyata hanya menghabiskan waktu 26 jam 10 menit.
"Akumulasi waktu penulisan hasil penelitian saya ini, hanya memakan waktu selama 26 jam 10 menit. Untuk jumlah halaman yang saya tulis, seluruhnya sebanyak 28 halaman," kata Imam Nur Ihsan, di Kantor Dinas Pariwisata Kebudayaan Pemuda dan Olahraga (Disparbudpora) Kabupaten Sumedang, Kamis, 6 Januari 2022.
Kemampuannya dalam melakukan penelitian sejarah menggunakan bahasa daerah dengan waktu tercepat ini, akhirnya berhasil mengukir sejarah Rekor Dunia Muri.