Hendar mengaku, warga setempat khawatir sekitar TPT yang longsor itu akan merambat ke rumah warga. Apalagi, jarak rumah warga dengan bibir sungai cukup dekat. Rumah Hendar sendiri hanya berharak sekitar 10 meter. "Soalnya juga kelihatannya itu kurang padat tanahnya," kata dia.
Baca Juga: Selain Wajib Lapor, Anggota GMBI Sumedang juga Wajib Ikut Tausiyah dan Kerja Bakti
Menurut Hendar, terkikisnya bantaran kali itu baru kali pertama terjadi. Sebelum kawasan itu dipercantik, meski kumuh, tidak pernah ada kejadian bencana di wilayah itu. "Sekarang kan jadi ada penyempitan karena tebing sungai ditembok. Jadi kalau hujan deras air cepat naik," ujarnya.
"Memang sih setelah dibenahi, kawasan ini jadi rapi dan warga pun sering memanfaatkannya bersantai di sini," kata Hendar, menambahkan.
Hendar bersama warga lain berharap pemerintah dapat segera melakukan perbaikan dengan pembangunannya harus maksimal, agar kejadian serupa tak terulang di kemudian hari.
Baca Juga: Harga Logam Mulia Emas Antam 4 Februari 2022, Mulai Kembali Merangkak Naik
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Pemukiman (Perwaskim) Kota Tasikmalaya Nanan Sulaksana mengatakan, ambrolnya tembok penahan tebing sungai Ciloseh di kawasan Cipangir yang mengakibatkan hanyutnya sebuah gazebo,
merupakan hasil pengerjaan penataan kawasan kumuh tahap pertama yang dibangun tahun 2018-2019.
"Jadi itu bukan pekerjaan yang kemarin diresmikan, tapi pembangunan tahap pertama tahun 2018 pada pengerjaan penataan Cipanyir program pemerintah pusat dari APBN dan PPK-nya dari pusat," katanya.