Dede menyebutkan, secara keseluruhan kawasan Gunung Geulis Sumedang ini, hanya memiliki luas lingkaran sekitar 3,5 kilometer, jadi bila warga penasaran ingin berkeliling di kawasan Gunung Geulis, paling hanya akan menghabiskan waktu perjalan sekitar 1 jam dengan berjalan kaki.
Di sekeliling kawasan Gunung Geulis Sumedang ini, sambung Dede, dikelilingi oleh hamparan pesawahan dan aliran Sungai Cikandung.
Berbicara soal pengunjung, walaupun daerah itu belum dibuka menjadi destinasi wisata, namun selama ini banyak sekali warga yang datang ke kawasan Gunung Geulis Sumedang.
Baca Juga: Kemensos RI Bentuk Kampung Siaga Bencana di Sumedang
Warga yang datang ke Gunung Geulis Sumedang ini, rata-rata untuk melakukan ritual atau ziarah di petilasan Raden Gadung dan Nyimas Raja Mantri, dua kesatria sakti yang dulunya ditugaskan untuk menjaga Gunung Geulis Sumedang.
"Selain bisa dijadikan sebagai destinasi wisata alam, Gunung Geulis Sumedang juga sebenarnya bisa dijadikan wisata religi, atau lokasi penelitian. Soalnya, di daerah ini banyak sekali bebatuan, dan situs-situs yang dikeramatkan," tutur Dede Suwardi.
Dikatakan Dede, ada lima situs sejarah di Gunung Geulis Sumedang ini, antara lain Situs Goa Batu Balandong, Goa Batu Balay, Situs Batu Taman, Situs Batu Kasur, dan Situs Lawang Kori. Kelima situs ini, tentu bisa dijadikan salah satu daya tarik untuk pengembangan destinasi wisata Gunung Geulis Sumedang.
Baca Juga: DPMD Jabar Lakukan Studi Tiru ke Sumedang
Dengan demikian, kata Dede, faktor utama yang menjadi kendala untuk pengembangan destinasi wisata Gunung Geulis Sumedang ini, tiada lain adalah akses jalan. Seandainya, akses jalan ke Gunung Geulis Sumedang ini telah dibuka, maka dengan sendirinya, warga dari luar akan semakin ramai berdatangan.
"Sebagian besar tanah di Gunung Geulis ini, sebenarnya milik pemerintah desa. Jadi kalaupun dilakukan penataan, pasti tidak akan sulit. Cuma yang jadi masalah, untuk penataan wisata ini kan perlu biaya yang besar, dan desa sejauh ini memang belum mampu," ujar Dede.***