Jika akses jalan tol ini dibuat, kata Dadang, dirinya sangat optimistis pertumbuhan ekonomi di daerah Ciwidey dan Pangalengan akan tumbuh cepat. Selain itu, akan tumbuh pula tempat-tempat wisata baru yang tentunya membuat wisatawan sangat nyaman di Ciwidey dan Pangalengan.
Ia berharap dalam pembuatan jalan tol tersebut dalam waktu dekat ini bisa terwujud dengan pola KPBU (kerja sama pemerintah dan badan usaha).
Baca Juga: Bupati Garut Sebut Sampah Plastik Jadi Permasalahan yang Sulit Diatasi
Ditambahkan Dadang, munculnya gagasan pembangunan jalan tol tersebut untuk menyikapi tersebarnya titik kemacetan lalu lintas setelah akses Jalan Tol Soroja di Soreang menuju Pangalengan dan Ciwidey.
Ia menilai, kemacetan lalu lintas ini menjadi persoalan baru sehingga ke depannya perlu segera diantisipasi.
“Adanya Jalan Tol Soroja tentu cukup membantu mengatasi kemacetan di Kopo. Tetapi permasalahannya, sekarang di daerah Banjaran dan Soreang terjadi kemacetan lalu lintas karena ada ruas jalan yang ada masih kecil," ujar Dadang.
Baca Juga: Tolak Rencana Pemerintah Menghapus Subsidi Pupuk, Petani Tasikmalaya Ancam Naikkan Harga Gabah
Untuk tahap pelebaran jalan di titik rawan kemacetan lalu lintas di Kabupaten Bandung tersebut pihaknya telah menganggarkan Rp 1,3 miliar. Pemkab Bandung juga merencanakan membuat jalan lingkar Katapang hingga Majalaya.
"Proses pembebasan lahan sudah dilakukan saat ini, tapi kendalanya dalam hal infrastrukturnya. Kemarin sempat meminta kepada Kementerian PUPR, apakah boleh kalau seandainya kami membuat jalan tol antara Katapang sampai Majalaya? Ini sedang kami kaji dulu,” ujar Dadang.
Dadang meyakini, setelah Jalan Lingkar tersebut dibangun tidak akan ada lagi kemacetan lalu lintas di Banjaran, Kopo, dan Dayeuhkolot. Namun ia menghadapi permasalahan yang dilematis.