Area Wisata Karangkamulyan Ciamis 'Dikuasai' Monyet, Si Koboy Penguasa 'Lahan Basah' Mati, Diganti Si Pecak

- 17 Juli 2022, 17:38 WIB
Sejumlah monyet berkeliaran di sekitar jalanan kawasan tak jauh dari pintu pos masuk Objek Wisata Situs Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Selasa 12 Juli 2022. Kawasan tersebut sering menjadi rebutan antarkelompok sehingga dikuasai kelompok tertentu.*   
Sejumlah monyet berkeliaran di sekitar jalanan kawasan tak jauh dari pintu pos masuk Objek Wisata Situs Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Selasa 12 Juli 2022. Kawasan tersebut sering menjadi rebutan antarkelompok sehingga dikuasai kelompok tertentu.*   /Kabar-Priangan.com/Arief FK

KABAR PRIANGAN - Monyet-monyet di Kawasan Objek Wisata Budaya Karangkamulyan, Jalan Raya Ciamis-Banjar, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, tak selamanya hidup akur dan harmonis. Ternyata mereka juga terbagi dalam kelompok-kelompok.

Setidaknya ada empat atau lima kelompok monyet, diantaranya kelompok di dekat pos masuk, Grup (sekitar Situs) Pangcalikan, Sabung Ayam, dan Cikahuripan. Monyet-monyet tersebut tinggal di pohon-pohon.

Kawasan Karangkamulyan yang masih alami dengan dengan luas 25,5 hektare mayoritas hutan lindung, menjadi lokasi nyaman tenteram bagi binatang primata tersebut. Monyet-monyet yang muncul di area parkir atau warung tergolong jinak dan sering diberi makanan oleh pengguna lalu lintas yang bersitirahat.

Baca Juga: Kawasan Objek Wisata Situs Karangkamulyan Ciamis 'Dikuasai' Monyet, Diberi Kacang Bikin Pengunjung Terhibur

Tak diketahui secara pasti berapa jumlah masing-masing kelompok atau jumlah yang dominan kelompok mana karena kini habitatnya banyak sekitar 700 ekor. Namun mereka seolah geng-gengan dalam kehidupan manusia. Monyet kerap tawuran, geng yang satu menyerang lainnya.

Entah ada permasalahan apa saja sebetulnya, tapi salah satu masalahnya karena tawuran memperebutkan wilayah kekuasaan. Layaknya dalam alur sinetron televisi Preman Pensiun karya Sutradara Aris Nugraha yang mempunyai sosok jeger legendaris Kang Bahar.

"Kumaha di terminal atawa pasar we, he he," ujar petugas tiket pintu masuk, Suwartono,
Selasa 12 Juli 2022.

Baca Juga: Tanggul di Kawasan Cipanas Galunggung Jebol, Menimpa Kolam Pemandian Air Panas Milik Perhutani

Wilayah yang paling favorit bagi kalangan monyet dan kawan-kawan adalah area sekitar pos pintu masuk bagian dalam. Mungkin karena di lokasi itu lebih "basah", artinya sering banyak makanan karena pengunjung baru masuk area yang dilindungi sehingga stok makanan masih tersedia.

Desi Lestari, petugas pintu masuk pos Situs Karangkamulyan lainnya, menuturkan, jika satu kelompok ingin merebut kawasan pos ini padahal telah dikuasai kelompok lain, mereka tak segan-segan menyerang hingga area tersebut berhasil dikuasai.

"Misalnya ketika dari Cikahuripan datang ke sini (dekat pos pintu masuk) tandanya ingin merebut wilayah, dan kelompok di sini mempertahankan maka keributan dipastikan terjadi," kata Desi.

Baca Juga: 8 Rumah Terendam, 32 Rumah Terancam Abrasi dan Terisolasi, Warga: Kemana Pemkab Sumedang?

"Harus gelut dulu. Setelah kelompok satu menguasai kawasan tersebut, beberapa waktu kemudian kelompok lain ganti menyerang untuk merebut kawasan. Jadi yang memegang kawasan pos ini yang berkuasa di sini," ucap Suwartono, menambahkan.

Saat tawuran, monyet-monyet riuh bersuara atau garandeng (berisik). Jika yang tak biasa mendengar, ketika berada di area hutan yang sepi akan terasa suasana mencekam. Kadang tawuran tersebut menimbulkan korban yang berdarah-darah.

Namun saat tawuran tidak semua anggota kelompok terlibat, masing-masing kelompok hanya sekitar lima-10 ekor, mungkin yang paling senior, petinggi, utusan, atau jeger-jegernya saja. Bedanya dengan tawuran manusia, mereka sportif tangan kosong tentu saja tanpa memakai senjata tajam.

Baca Juga: Akibat Hujan Deras dan Angin Kencang, Pohon Tumbang Menimpa Rumah Warga di Sadananya dan Banjaranyar Ciamis

Apakah saat tawuran sering memakan korban luka berat hingga ada monyet yang ngajoprak (tergeletak) masuk rumah sakit dalam penanganan medis dokter hewan? Suwartono dan Desi tergelak.

Menurutnya, tubuh monyet kuat. "Monyet mah kuat, anu atos jewol oge tiasa rapet deui (Yang tubuhnya sudah luka dalam juga bisa rekat lagi)," ujar Suwartono.

Saat ngobrol-ngobrol dengan Kabar-Priangan.com/Harian Umum Kabar Priangan, Suwartono dan Desi juga banyak tertawa. Siang itu, dari pos pintu masuk terlihat segerombolan monyat "santuy" berkeliaran jalan-jalan di kawasan lapang kecil, ada juga yang bergelantungan dan nongkrong-nongkrong di plang petunjuk situs.

Baca Juga: Usai Banjir Bandang, Warga Garut Temukan Ikan Arapaima Gigas Seberat 1 Ton di Daerah Cipejeuh, Dayeuhandap

Ketika ditanya kira-kira dari geng mana penguasa wilayah tersebut saat ini, Suwartono tidak menyebutkan pasti. "Mungkin itu penguasa paling lama kawasan tersebut, ya geng daerah pos he he," ujarnya.

Dari monyet-monyet yang terlihat oleh manusia, selain yang berukuran besar atau lansia (lanjut usia), ada juga monyet yang masih balita karena terlihat sering digendong orangtuanya. Adapun monyet berukuran paling besar saat ini, warga kawasan Karangkamulyan menyebutnya Si Pecak atau Si Mata Satu. 

Petugas tiket pintu masuk Objek Wisata Budaya Karangkamulyan Kabupaten Ciamis, Suwartono,*
Petugas tiket pintu masuk Objek Wisata Budaya Karangkamulyan Kabupaten Ciamis, Suwartono,* Arief FK

Kemungkinan ia raja monyet di kawasan itu sehingga begitu berkuasa. Ia dikenal paling berani maju ke depan sehingga kerap muncul hingga kawasan warung dan parkir. Jika dalam sinetron Preman Pensiun, sosoknya seolah pewaris kekuasaan, Kang Mus (Muslihat), dari Kang Bahar.

Baca Juga: Gunung Anak Krakatau 2 Kali Erupsi pada Malam Ini, Kolom Abu Teramati Berwarna Hitam

Dulu pernah juga ada monyet legendaris yang disebut Si Koboy. Ia sering memimpin tawuran di garda terdepan bahkan hingga tubuhnya luka berat, wajahnya berdarah-darah dan struktur giginya nyengsol (miring tak beraturan). Dalam kondisi  itu masih kuat dan hidup.

"Ayeuna mah Si Koboy tos paeh, digentos ku nu sanes (Sekarang Si Koboy sudah mati, diganti oleh yang lain), Si Pecak itu," ucap Suwartono.

Desi dan Suwartono menyebutkan monyet-monyet di Karangkamulyan dalam kondisi sehat. Biasanya diberi makan oleh petugas minimal dua kali sebulan. Selain cukup banyak makanan diberikan oleh pengunjung, mereka mencari sendiri di kawasan hutan yang luas.

Baca Juga: Ini Daftar Sekolah yang Terdampak Banjir Bandang di Garut. Sejumlah Buku, Dokumen, dan TIK Hancur

Selain kacang-kacangan, pisang, monyet-moyet tersebut menyukai jenis makanan lainnya. "Dulu jarang terlihat monyet di area parkir. Mereka lebih sering muncul setelah pandemi Covid-19 melanda sekitar dua tahun lalu," ujar Desi.

Saat disebutkan ada monyet yang dengan santainya berkeliaran di area parkir dan warung hingga diberi makanan oleh pengguna lalu lintas yang sedang beristirahat, Desi mengatakan mungkin awalnya monyet melihat ada orang yang membawa makanan di area tersebut.

Namun mereka hanya akan muncul hingga sebelum Magrib saja karena menjelang malam biasanya kembali ke dalam.

Baca Juga: Go Yoon Jung Dikabarkan Akan Gantikan Posisi Jung So Min di Alchemy of Souls Season 2. Simak Profilnya

"Monyet kaluar ti leuweung mucunghul di kawasan parkir deui upami enjing-enjing jam tujuh-jam salapanan, panginten nembe garugah, he he (Keluar lagi dari hutan muncul di kawasan parkir lagi kadang-kadang sekitar pukul 07.00 atau 09.00, mungkin baru bangun tidur)," ujar Desi.*

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x