Semua yang hadir mengamini setiap doa sambil mengenang almarhum Mama Sepuh yang karena kealimannya melahirkan banyak kyai/masyaikh di Tasikmalaya bahkan di Jawa Barat.
Penamaan nama Jalan KH. Muhammad Syabandi ini sesuai dengan Keputusan Bupati Tasikmalaya Nomor 100/Kep.225-Tapem/2022, yang mengukuhkan bentangan jalan dari mulai pertigaan Jalan Raya Cijoho, Desa Arjasari, Kecamatan Leuwisari, sampai dengan ujung Kampung Malaganti, Desa Sukaharja, Kecamatan Sariwangi.
Perlu diketahui, KH. Muhammad Syabandi lahir di Cilenga pada tahun 1887 M dan wafat pada tahun 1947 M. Beliau hidup satu zaman dan satu era dengan pendiri organisasi Islam terbesar Nahdlatul Ulama (NU), yakni KH. Hasyim Asy'ari dan KH. Wahab Hasbullah.
Sebelum mendirikan Pondok Pesantren Cilenga pada tahun 1917, Mama Sepuh pernah ngaji di beberapa ulama besar nusantara, hingga kemudian beliau berangkat haji ke Tanah Suci.
Di usianya yang masih 17 tahun, Mama Sepuh Cilenga pergi ke Mekkah dan berguru langsung kepada Syekh Mahfuzh bin Abdullah At-Tarmasi, selama kurang lebih 13 tahun.***