"Belinya pagi-pagi sebelum masuk jam pelajaran sekolah. Kemudian dimakan ramai-ramai sama teman-teman yang lain," ujar siswa kelas VI ini di IGD RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya.
Orangtua korban, Wiwin (30), mengaku dirinya baru mengetahui anaknya Irsad keracunan saat berada di rumah dan dikabari oleh guru sekolah anaknya. Ia pun sempat panik, karena sebelumnya Irsad tidak menunjukan gejala apa-apa saat berangkat ke sekolahnya. Bahkan ia pun menyempatkan untuk sarapan lebih dulu.
Baca Juga: Pembukaan Wisata Jatinangor National Flower Park di Sumedang Ditunda, Ini Alasannya
"Saya dikabari anak saya dibawa ke puskesmas karena katanya keracunan. Tetapi kemudian dirujuk ke rumah sakit karena paling parah mengalami muntah dan perutnya kembung,"
kata warga Hegarmanah, Desa Ciawang, Kecamatan Leuwisari itu.
Ketua RT setempat yang mendampingi korban, Iyus, menambahkan, awalnya dirinya mendapatkan informasi jika ada sebanyak 23 anak mengalami keracunan masal di SDN 2 Ciawang. Akan tetapi setelah ditelusuri ada tujuh orang anak. Enam anak ditangni di Puskesmas Leuwisari dan satu anak dirujuk ke rumah sakit.
"Tapi yang enam anak di puskesmas informasinya sudah dipulangkan. Tinggal satu anak lagi di rumah sakit," jelas dia.
Kepala Seksi Pelayanan RSUD dr Sudaryan mengatakan, membenarkan ada satu orang siswa yang masuk IGD RSUD SMC yang diduga mengalami gejala keracunan.
Anak tersebut, informasi dari keluarga bahwa pada pukul 07.00 makan jajanan Cikibul di sekolah. Kemudian tidak lama mengalami, keluhan diare dan muntah-muntah.
"Keluhan perut kembung dan sempat muntah. Tidak benar kalau sampai muntah darah, karena itu hanya muntahan proyektil makanan saja," kata Sudaryan.