Network
KABAR PRIANGAN - Terungkapnya motif hingga pelaku pembunuhan sadis yang menimpa PA (13) gadis remaja warga Kecamatan Culamega, Kabupaten Tasikmalaya, oleh Polres Tasikmalaya mendapatkan apresiasi dari sejumlah pihak.
Selain masyarakat, pihak sekolah hingga ulama mengaku salut dan mengapresiasi kinerja aparat Polres Tasikmalaya. Masyarakat sempat dibuat khawatir karena pelaku belum terungkap hingga hampir tiga pekan bahkan dikhawatirkan akan menyasar korban korban lain.
Meski awalnya minim bukti, polisi di Tasikmalaya akhirnya mampu menangkap tersangka pelakunya yang tiada lain Mi (71), kakek tiri dari korban.
Baca Juga: Terungkap! Ini Motif Terbunuhnya Gadis Remaja di Culamega Tasikmalaya
Kepala SMP Negeri Satu Atap 3 Bojonggambir, Gugi Gustaman, mengaku dirinya sempat merasa khawatir saat pelakunya belum ketangkap. Apalagi ia mengajar di SMP yang ada disekitar Bojonggambir dan Culamega.
"Tapi Alhamdulillah, saya baca di media ternyata tersangka pelakunya sudah terungkap. Saya apresiasi kinerja polisi yang bergerak cepat. Kami pun sudah tidak khawatir lagi soal pelakunya," kata Gugi, Senin 26 Desember 2022.
Sementara itu Ketua Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Tasikmalaya, KH Edeng Zaenal Abidin, turut menyampaikan apresiasinya untuk polisi. Diakuinya kasus ini sulit terungkap tanpa kerja profesional apalagi bukti yang minim.
Dia meminta agar polisi melakukan tindakan pencegahan dengan melalukan edukasi, agar masyarakat memahami secara hukum konsekuensi berbuat kriminal.
"Alhamdulillah Polres Tasikmalaya sudah mengungkap pembunuhan di Culamega dengan segala teknik dan metode sehingga pembunuhnya bisa diungkap. Namun ke depan pencegahan harus disosialisasikan. Minimal keluarga dan RT, RW lebih peduli hingga kejadian tak terulang," ujar Edeng yang juga sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Tasikmalaya.
Edeng menuturkan, gerak cepat aparat kepolisian tersebut patut diapresiasi semua pihak karena tidak mudah mengungkap kasus pembunuhan. Tapi ternyata dengan kesigapan polisi bisa terungkap.
Apalagi kasus ini miris karena pelakunya merupakan orang dekat dan tinggal satu rumah dengan korban di Culamega Tasikmalaya. "Ini harus menjadi perhatian semua pihak jangan sampai fenomena perempuan dan anak ini jadi objek kekerasan terulang lagi," ujar dia.*
