Masjid Sudah Dirobohkan, Bantuan Tak Kunjung Datang, Warga Sukatinggal Taraju Tasikmalaya Kini Kebingungan

- 14 Maret 2023, 22:30 WIB
Lokasi bangunan Masjid Al-Iklas di Kampung Sukatinggal Desa Deudeul Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya, kini tinggal fondasi setelah dirobohkan warga karena direncanakan akan mendapatkan bantuan rehab satu tahun lalu. Sayangnya hingga kini, bantuan rehab yang dijanjikan tidak kunjung datang, Sel
Lokasi bangunan Masjid Al-Iklas di Kampung Sukatinggal Desa Deudeul Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya, kini tinggal fondasi setelah dirobohkan warga karena direncanakan akan mendapatkan bantuan rehab satu tahun lalu. Sayangnya hingga kini, bantuan rehab yang dijanjikan tidak kunjung datang, Sel /kabar-priangan.com/Istimewa/

KABAR PRIANGAN - Ratusan warga di Kampung Sukatinggal Desa Deudeul Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya, kini mengaku kebingungan untuk melaksanakan ibadah rutin, terlebih menjelang Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun ini. Pasalnya mereka tidak lagi memiliki masjid, setelah Masjid DKM Al-Ikhlas yang berada di kampung tersebut dirobohkan.

Ihwal perobohan bangunan masjid ini terjadi setelah masjid tersebut direncanakan bakal mendapatkan bantuan rehabilitasi masjid senilai Rp 1,7 miliar. Maka pada Mei 2022 lalu, warga pun sepakat untuk merobohkan masjid sambil menunggu bantuan rehab dari seorang donatur yang disebutkan Hamba Allah itu turun.

Tetapi, hampir setahun berselang, hingga kini Selasa 14 Maret 2023, bantuan yang dijanjikan tidak kunjung datang. Masyarakat pun mulai jengkel dan kecewa, terutama kepada salah seorang warga yang diindikasi sebagai pengusung bantuan. Sebab seolah mengulur-ngulur waktu dan tidak ada kejelasan kapan rehab bangunan masjid akan dilakukan.

Baca Juga: Jenazah Pensiunan Polisi yang Ditemukan di Gorong-gorong Tasikmalaya Diotopsi, Ini Kata Tim Dokter Forensik

Sementara uang hasil donatur warga senilai Rp 170 juta yang rencananya akan digunakan untuk rehab mesjid swadaya, kini pun tidak ada kejelasan entah di mana.

Salah seorang tokoh warga yang juga Pengelola Yayasan DKM Al-Ikhlas Kampung Sukatinggal, Ajengan Koswara, mengatakan, pihaknya dan ratusan warga sangat kebingungan untuk melaksanakan sejumlah kegiatan keagamaan masyarakat.

Selain pengajian rutin yang kini sudah ditiadakan karena tidak ada tempat, untuk salat berjamaah yang biasa dilakukan di masjid pun kini sulit digelar. Bahkan pelaksanaan Salat Jumat, warganya harus menumpang ikut ke masjid tetangga kampung. "Jadi sudah tidak ada masjid di kampung kami karena sudah dirobohkan hampir setahun lalu, tanggal 25 Syawal tepatnya," ujar dia, Selasa 14 Maret 2023.

Baca Juga: Jalan-jalan Sore ke Jalan Baru Lintas Pantai Pangandaran, Ini Dia Jembatan Wiradinata Rangga Jipang yang Viral

Ditambahkannya, sebenarnya yayasan sudah tidak bergelut dengan urusan keseharian DKM Al-Ikhlas. Hanya saja tanah dan bangunan di atasnya semula merupakan wakaf dari yayasan. Untuk pengelolaan keseharian maka diserahkan kepada DKM. Termasuk ketika hendak melakukan rehab masjid pun, yayasan sama sekali tidak dilibatkan.

Tetapi secara sepintas ia menjelaskan, awalnya masyarakat yang diinisiasi ketua DKM merencanakan untuk melakukan rehab terhadap atap bangunan mesjid. Sumbangan warga secara swadaya pun dibuka hingga akhirnya terkumpul uang sekitar Rp 170 juta.

di Kampung Sukatinggal Desa Deudeul Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya.*
di Kampung Sukatinggal Desa Deudeul Kecamatan Taraju Kabupaten Tasikmalaya.*

Namun secara mendadak agenda merenovasi atap masjid berubah, manakala datang usulan dari seorang warga, De, yang mengaku kenal dekat dengan seorang Hamba Allah yang siap membangun masjid secara keseluruhan. Saat itu ada dua opsi yakni bantuan senilai Rp 700 juta tetapi pembangunan dilakukan swadaya warga. Atau nilai bantuan Rp 1,7 miliar dan warga terima bersih bangunan masjid tanpa repot ini dan itu.

Baca Juga: SMAN 8 Garut Terdampak Pembangunan Tol Getaci, Guru dan Orang Tua Siswa Resah

Meski sempat terjadi pro dan kontra, akhirnya disepakati warga menerima bantuan Rp 1,7 miliar. Rencara ini pun disambut sukacita, hingga akhirnya warga secara bergotong-royong melakukan pemugaran bangunan mesjid. "Sayangnya hingga waktu yang dijanjikan, katanya minggu depan, bulan depan, tapi hingga saat ini bantuan tidak kunjung ada," kata Aj. Koswara.

Kekesalan warga pun kemudian memuncak, hingga akhirnya Senin 13 Maret 2023 mereka melakukan pertemuan dengan menghadirkan pihak-pihak yang berkaitan dengan rencana rehab masjid tersebut. Diantaranya De selaku pengusung bantuan, ketua DKM Al-Ikhlas, dan tokoh masyarakat.

Pertemuan yang dihadiri kepala dusun hingga kepala desa ini pun kemudian menghasilkan beberapa keputusan. Diantaranya kesiapan pihak pengusung bantuan untuk segera merealisasikan pengerjaan bangunan masjid pada bulan ini. Termasuk juga, warga minta kejelasan atas uang Rp 170 juta yang sempat dikumpulkan oleh DKM dari masyarakat.

Baca Juga: Pemda Sumedang akan Bebaskan Bayar PBB untuk Warga Miskin Ekstrem

Kepala dusun setempat, Deni, mengaku sangat prihatin atas kejadian yang menimpa warga di Kampung Sukatinggal tersebut. Ia berharap segera turun pihak terkait guna menelusuri kebenaran atau tidaknya bantuan rehab masjid. Pasalnya, atas kejadia ini sangat rawan sekali perpecahan di antara masyarakat.

"Kami dari pihak kepala dusun dan pemerintah desa siap mengawal perkara ini hingga tuntas. Termasuk bilamana pihak masyarakat membawanya ke ranah hukum karena dikhawatirkan ada indikasi kejahatan," ujarnya. (Abdul Jalal)***

 



Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x