Baca Juga: Pedagang Pasar Besi Cikurubuk Tasikmalaya Resah, Jelang Ramadhan Masih Belum Bisa Berjualan
Awalnya, Hengki mengaku hanya melihat dari media sosial mengenai karya-karya anak sekolah. Kemudian dia menemukan konten seperti rakitan yang saat ini ia lakukan.
"Setelah itu, saya memberitahu kepada guru jurusan tehnik elektronika, di situ saya diajarkan sama-sama mencari referensi, sedikit demi sedikit atas kemauan yang tinggi dan dukungan dari pihak sekolah bagus, ya Alhamdulillah bisa berhasil menciptakan motor anti pencurian itu," katanya.
Hengki menjelaskan, proses membuat salah satu produk tersebut memang tidaklah mudah, dirinya melewati beberapa kegagalan.
"Setelah bisa merakit motor dengan menggunakan produk itu, tidak berjalan lancar, jadi ketika saat perjalanan tiba-tiba motor mati. Naamun tidak berhenti di situ, kami terus menggali apa kendala. Saya bersama guru tehnik elektronika terus menggali apa kekurangannya sampai motor yang kami rakit layak dipakai," ujar dia.
Baca Juga: Mahasiswa Pasangan Kekasih di Garut Diamankan Polisi Usai Aborsi
Sementara itu, Kepala Program Keahlian Tehnik Elektronika Trisna Supriatna menjelaskan, adanya murid yang kemauan yang tinggi dalam membuat karya, tentu pihaknya sangat mendukung dan siap mendampingi sampai berhasil.
"Jadi setelah murid saya menemukan inovasi tersebut, kami bantu sampai bisa. Dengan adanya karya yang dilakukan oleh murid kami, Alhamdulillah produk itu diminati oleh masyarakat hingga polisi juga ada," katanya.