Network
KABAR PRIANGAN - Pasca Lebaran 1444 H atau mulai dari H-1 hingga H+5 lebaran, debit sampah di Kota Tasikmalaya bertambah sekitar 30 hingga 50 persen dibanding hari-hari biasa.
Tumpukan sampah terlihat hampir di setiap trotoar jalan yang ada di Kota Tasik, mulai dari jalan Bantarsari, Perintis Kemerdekaan, Empangsari, Paseh, Gunung Sabeulah, Ampera, Simpang Lima, Buninagara, RE Martadinata, Ahmad Yani dan sejumlah ruas jalan lainnya.
Tumpukan sampah sendiri didominasi sampah rumah tangga, dan paling banyak sampah plastik, bekas ketupat serta barang pecah lainnya sisa-sisa makanan khas Lebaran.
Baca Juga: Keroyok Anggota Satpolairud di Pantai Santolo Garut, Tiga Pemuda Diamankan Polisi
Sampah-sampah tersebut diduga sengaja dibuang warga di sembarang tempat karena tempat sampah di rumah mereka sudah penuh. Akibat tumpukan sampah tersebut, tentu saja menimbulkan bau yang tidak sedap bagi masyarakat sekitar.
"Maklum, di rumah tong sampah kami sudah penuh. Daripada menimbulkan bau tidak sedap, lebih baik kami buang ke sini aja," ujar Dian, warga Jl. Ikik Wiradikarta (Kalektoran) Kota Tasikmalaya yang ditemui saat sedang membuang sampah di Tempat Pembuangan Sampah Sementara, Rabu 26 April 2023.
Dian mengaku, selain menimbulkan bau yang tidak sedap, ia hawatir jika terus dibiarkan tumpukan sampah akan menimbulkan penyakit "Lihat saja Lalat-lalat diatas tumpukan sampah tersebut sangat banyak, bisa saja lalat tersebut terbang kerumah dan membawa sumber penyakit," katanya.
Baca Juga: Pengelola Taman Satwa Cikembulan Garut Harus Sedia Daging Segar untuk Harimau dan Singa
Pj Walikota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah membenarkan peningkatan volume sampah pasca lebaran 1444 H. Menurut Cheka, menumpuknya sampah di Kota Tasikmalaya pasca lebaran merupakan kejadian musiman yang selalu terjadi setiap satu tahun sekali.
