Longsor Landa 2 Desa di Samarang Garut, 5 Rumah Terdampak

- 7 Mei 2023, 19:57 WIB
Upaya pembersihan material longsoran yang menyumbat saluran air dan mengancam sejumlah rumah warga di 2 desa yang ada di wilayah  Kecamatan Samarang, Garut, dilakukan sejumlah dinas teknis, Forkopimcam, dan warga pascalongsor yang terjadi.
Upaya pembersihan material longsoran yang menyumbat saluran air dan mengancam sejumlah rumah warga di 2 desa yang ada di wilayah Kecamatan Samarang, Garut, dilakukan sejumlah dinas teknis, Forkopimcam, dan warga pascalongsor yang terjadi. /kabar-priangan.com/DOK/

KABAR PRIANGAN - Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi di wilayah Kabupaten Garut dalam beberapa hari terakhir, telah menimbulkan bencana alam. 

Longsor melanda 2 desa yang ada di wilayah Kecamatan Samarang hingga menyebabkan 5 rumah terdampak dan puluhan lainnya terancam.

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Satria Budi, menyebutkan bencana alam longsor di 2 desa di Samarang terjadi pada Sabtu, 6 Mei 2023 sore. Longsor terjadi di wilayah Desa Cisarua dan Desa Parakan.

Baca Juga: UPT Museum Disparbud Garut Gelar Lomba Cerdas Cermat Bertemakan Murid Nomor Wahid

"Longsor terjadi di 2 desa yang ada di wilayah Kecamatan Samarang kemarin sekitar pukul 16.00 WIB. Longsor yang melanda wilayah Desa Cisarua dan Parakan itu terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah tersebut dalam beberapa hari terakhir," ujar Budi, Minggu, 7 Mei 2023.

Disampaikannya, longsor yang terjadi di 2 desa di wilayah Kecamatan Samarang ini telah menyebabkan 5 rumah terdampak. Selain itu terdapat pula 49 rumah lainnya yang terancam.

Ke-5 rumah yang terdampak menurutnya posisinya berada di sisi tebing yang longsor sehingga sangat rawan. Oleh karenanya, seluruh penghuni dari 5 rumah tersebut terpaksa diungsikan ke rumah saudaranya yang jauh lebih aman. 

Baca Juga: Pemborong Diminta Tidak Asal-asalan dalam Pembangunan Kantor Baznas Garut

Sedangkan 49 rumah yang terancam, imbuhnya, rata-rata berada di bawah tebing dimana di atasanya terdapat pepohonan dan rumpun bambu. 

Jika sampai terjadi longsor susulan, dikhawatirkan pohon atau rumpun bambu yang ada di bagian atas rumah akan roboh dan menimpa rumah warga.

"Warga yang rumahnya terdampak telah kami evakuasi ke tempat lain yang lebih aman. Kami imbau mereka meninggalkan rumah dan tinggal di rumah saudara atau kerabatnya yang lebih aman terutama ketika sedang turun hujan karena bisa membahayakan keselamatan mereka," katanya.

Baca Juga: Event Wisata Eksplore 210 Domba Guling di Garut Pecahkan Rekor Muri, Minggu Malam Ini Pertunjukan Wayang Golek

Selain rumah warga, tutur Budi, longsor juga telah menyebabkan sejumlah fasilitas umum rusak. Bahkan ada madrasah, masjid, dan makam umum di wilayah Kampung Cipulus, Desa Cisarua yang kondisinya terbilang rusak berat.

Bersama dinas teknis lainnya, Forkopimcam, dan masyarakat, tutur Budi, pihaknya telah melakukan berbagai upaya penanganan. Salah satunya membersihkan material longsoran yang menghambat dan menggangu saluran air.

Untuk membantu mempermudah proses pemebersihan, katanya, alat berat dari Dinas PUPR Kabupaten Garut pun sudah diturunkan ke lokasi. Hingga hari ini, proses pemebersihan material longsoran masih terus berlangsung dan diharapkan bisa secepatnya selesai.

Baca Juga: Penemuan Kerangka Manusia di Dalam Karung Gegerkan Warga Talegong Garut

Diungkapkannya, pascalongsor, saluran air di dua daerah itu terganggu karena tersumbat material longsoran. Bahkan air dari saluran pada akhirnya meluber dan masuk ke permukiman hingga masuk dan menggenangi rumah-rumah warga.

"Hasil pantauan kami di lapangan, banyak rumah yang posisinya berada sejajar bahkan di bawah saluran air. Tak heran begitu saluran air tersumbat, banyak rumah warga yang tergenag air," ucap Budi.   

Budi menyampaikan, upaya lainnya yang telah dilakukan yakni secepatnya menyalurkan bantuan berupa kebutuhan makanan kepada warga yang terdampak.  

Baca Juga: Satpol PP Garut Segera Musnahkan Ribuan Botol Miras Hasil Razia

Menurutnya, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa longsir yang melanda 2 wilayah desa di Kecamatan Samarang ini. Sedangkan untuk kerugian materi, hingga kini masih dilakukan pendataan oleh petugas di lapangan.  

Ia merasa bersyukur karena masyarakat setempat sudah dapat melakukan mitigasi bencana secara mandiri. Hal ini sangat membantu dalam upaya mencegah atau meminimalisir jatuhnya korban jiwa saat terjadi bencana.  

Lebih jauh Budi mengimbau masyarakat untuk tetap waspada menyikapi siklus perubahan cuaca atau pancaroba yang sedang terjadi. Ia juga berharap masyarakat mampu meningkatkan kembali budaya gotong-royong dengan cara membersihkan gorong-gorong yang telah mengalami pendangkalan atau sedimentasi.

Baca Juga: Marak Kasus Kekerasan Seksual, DPRD Jabar Desak Pemkab Garut Bentuk KPAID

"Hal penting lainnya yang juga harus selalu diingat yakni tidak membuang sampah sembarangan, dapat menanam pohon tegakan yang berakar kuat untuk menahan erosi, dan meningkatkan kembali budaya Siskamling untuk lebih efektif dalam memberikan informasi terhadap lingkungannya," kata Budi.***

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x