Network
KABAR PRIANGAN - Sejumlah warga korban tanah ambles di Blok Cilemah Dusun Kelewih, Desa Saguling Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis, hingga saat masih syok ditambah setelah kejadian kini kondisi rumah miliknya ambruk.
Pantauan di lokasi hingga, Senin 8 Mei 2023 kondisi tanah yang amblas di Blok Cilemah Dusun Kelewih masih terus mengalami pergerakan, bahkan kondisi rumah milik Ojo yang tadinya masih berdiri kini sudah ambruk, selain itu kondisi retakan tanah yang tadinya hanya menganga 1 meter kini sudah 1,5 meter serta mengalami ambles hingga 2,5 meter.
Nurhayat, warga setempat menyampaikan, kondisi retakan tanah kini sudah semakin meluas serta kedalaman ambles sudah semakin dalam yang tadinya haya 1 meter kini sudah 2,5 meter.
Baca Juga: Wilujeung Sumping! Persib Bandung Resmi Datangkan Bek Timnas Indonesia Edo Febriansah
"Kondisi empat rumah yang berada dilokasi retakan, kini sudah total tidak bisa lagi ditempati, bahkan kondisi runah milik Pak Ojo pada hari Minggu 7 Mei 2023 sekitar pukul 14.00 WIB ambruk rata dengan tanah," jelasnya.
Disampaikan dia, untuk menjaga ada kejadian yang tidak diinginkan warga dengan aparat Pemerintah Desa Saguling serta Karang Taruna Baregbeg setiap hari, siang malam terus berjaga-jaga di sekitar lokasi bencana.
Korban yang terkena dampak bencana tanah ambles di Blok Cilemah Dusun Kelewih berjumlah 11 Kepala Keluarga dan sebanyak 34 jiwa.
Baca Juga: Warga Sumedang Temukan Kerangka Manusia di Hutan Citengah, Polisi Lakukan Penyelidikan
"Saya sangat menyayangkan di lokasi kejadian hingga saat ini tidak ada petugas medis, baik dari Puskesmas setempat maupun dari pihak RSUD Ciamis, padahal warga sangat membutuhkan bantuan medis, baik obat-obatan maupun untuk pemulihan trauma," ungkapnya.
Sementara Entin, istri Ojo yang rumahnya ambruk mengaku hingga saat ini kondisinya masih syok dan terus menangis ketika melihat kondisi rumah miliknya yang sudah rata dengan tanah.
"Sebelum kejadian pada Kamis 4 Mei 2023 malam, siangnya saya habis berkunjung dari rumah anak saya di Desa Mekarjaya, saat itu kondisi sedang turun hujan yang cukup deras, begitu saya pulang ke rumah sekitar pukul 15.30 kondisi rumah masih baik-baik saja, sekitar pukul 20 30, tiba-tiba dari atas terdengar ada suara "ting peletek" tidak lama kemudian disusul dengan getaran dari bawah tanah, saya bersama suami langsung lari ke luar dengan kondisi masih turun hujan," jelasnya.
Baca Juga: Butuh Kenyamanan dalam Bekerja, Organisasi Nakes Tasikmalaya Tolak RUU Kesehatan Ominbus Law
Disampaikan Entin, setelah dirinya berada di luar rumah tiba-tiba tanah dan rumah langsung terbelah disusul ada beberapa pohon petai yang berada di samping rumah tumbang, dirinya langsung lari ke tempat yang lebih aman sambil mengamati rumahnya yang mau ambruk.
"Setelah melihat kejadian itu, hingga saat ini saya masih syok, bahkan kalau ingat pada saat kejadian saya selalu menangis, saya sudah tidak punya lagi rumah, bahkan baju pun hanya satu yang dipakai," ungkapnya.
Ditambakan Entin, rumah miliknya itu baru selesai direhab ketika mau lebaran, karena kondisi pada bagian kusen pintu dan jendelanya sudah banyak yang dimakan rayap.
Baca Juga: Dinilai Asal-Asalan, Lesehan Balakecrakan Situ Gede Tasikmalaya Mendapat Sorotan
"Rumah saya itu baru satu bulan selesai direhab dengan habis biaya Rp15 juta, eh sekarang malah ambruk, saya tidak tahu untuk ke depannya harus tinggal di mana, semua tanah yang saya miliki saat ini sudah tidak mungkin lagi bisa ditempati, mungkin dijual juga tidak akan ada yang mau beli," keluhnya.***
