Baca Juga: Lestarikan Batik Tradisional, Rumah Batik CV Agnesa Cigeureung Tasikmalaya Bangkit Pascapandemi
Atas perdamaian itu Yonandi mengaku lega dan banyak hikmah serta pembelajaran untuk sama-sama dievaluasi. "Kami semua sepakat bahwa peristiwa ini semua bermuara pada masa depan anak, maka kami pun berkomitmen untuk menjamin anak dapat melanjutkan pendidikannya. Apalagi sebentar lagi akan ada ujian akhir semester, " kata dia seraya menyebutkan mengenai pelaporan kepada kepolisian oleh orangtua korban Z akan segera dicabut.
Disinggung soal kabar perundungan, penganiayaan, intimidasi dan isu lainnya, ditegaskan Yonandi hal itu tidak benar. Kemudian terkait pertemuan hari Jumat itu, ujar dia, orangtua pelaku memang bertemu dengan korban. "Kami pertemukan karena saat Rabu, orangtua pelaku tak hadir sedangkan orangtua korban hadir, sehingga ada kesalahpahaman," kata dia.
Dia juga menegaskan bahwa orang tua pelaku bukan pejabat di Inspektorat Kemendikbud melainkan bekerja di Balai Besar Guru Penggerak di Jabar. Bantahan ini disampaikan berkaitan dengan narasi di media sosial yang menyebut orangtua pelaku merupakan pejabat di Inspektorat Jenderal Kemendikbud.
Menurut Yonandi, ke depan pihaknya akan melakukan edukasi kepada orangtua untuk menghindari komunikasi dengan pihak luar seperti media sosial demi masa depan anak. "Jadi tak hanya edukasi kepada anak-anak, penguatan komunikasi dan edukasi terhadap orangtua juga akan lebih masif dilakukan dalam menunjang perkembangan anak-anak," ujar dia.
Pihaknya juga tak akan diberi sanksi karena sebenarnya telah diberi sanksi secara sosial. "Kami juga akan mengintensifkan kerja sama dengan KPAID Kota Tasikmalaya untuk menguatkan sekolah ramah anak," ujar Yonandi.***