Syakur pun mengungkapkan, anggaran kegiatan olahraga di Sleman itu jauh lebih besar dibanding Garut, sehingga jarang sekali ada kasus atlet hengkang ke daerah lain, justru sebaliknya atlet daerah lain banyak eksodus ke Sleman.
Baca Juga: Garut dan Jepang Rintis Kerjasama Potensi Ekspor dan Penempatan Tenaga Kerja
"APBD mereka jauh lebih besar Rp7,5 triliun sedangkan kita cuma sekitar Rp4 triliun lebih, jumlah penduduk di sana cuma 1,7 juta, di Garut 2,7 juta. Di kita selalu ada pro dan kontra," katanya.
Namun begitu, Syakur melihat proporsi anggaran olahraga di Kabupaten Garut jauh lebih besar dibandingkan dengan Sleman. Hanya saja di Garut ini proporsinya lebih besar untuk pembangunan infrastruktur olahraganya.
Dalam kesempatan studi banding didua daerah yang ada di DIY itu, rombongan bersilaturahmi dengan Cabor, sehubungan akan digelarnya Porkab Garut tahun 2024 mendatang meski waktunya belum ditentukan.
Baca Juga: Kapolres Garut Ingatkan Terdapat Sejumlah Titik Ruas Jalan Rawan Bencana
"Paling tidak di awal Januari itu sudah ada technical handbook, buku yang mengatur tentang teknik penyelenggaraannya, nomer yang akan dipertandingkan, cabornya, aturan mainnya dan lain lainnya. Intinya kunjungan kami banyak mamfaat yang didapat," katanya.
Khusus studi banding ke PSS Sleman yang disertai 2 unsur dari Tim 9 Persigar, yakni Dede Salahudin, Dedi Suryadi dan Ketua Askab PSSI Garut, Amar, mempelajari mengenai perubahan kepemilikan dan bentuk badan hukum.
Sebagaimana diketahui, Pengurus KONI bersama Dispora, KOK, dan para ketua cabor Kabupaten Garut mengadakan studi banding sekaligus rapat kerja peningkatan prestasi olahraga ke DIY pada tanggal 7 hingga 9 November 2023 lalu. Bahkan Bupati Garut Rudy Gunawan ikut serta dalam kegiatan tersebut.***