HMI Pangandaran Kritik Banyaknya Banner Sosialisasi Balon Bupati yang Dinilai Tidak Estetik

- 28 Maret 2024, 13:35 WIB
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Pangandaran Asep Pudin mengatakan, sebaran banner sosialisasi bakal calon Bupati tersebut menuai tanggapan dari masyarakat.
Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Pangandaran Asep Pudin mengatakan, sebaran banner sosialisasi bakal calon Bupati tersebut menuai tanggapan dari masyarakat. /kabar-priangan.com/DOK/

KABAR PRIANGAN - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Pangandaran menyebutkan, sebaran banner atau spanduk sosialisasi bakal calon (balon) Bupati Pangandaran dinilai tidak sesuai dengan estetika ruang publik.

Sebagaimana diketahui, di beberapa lokasi saat ini, di Kabupaten Pangandaran tersebar banner sejumlah figur dengan kemasan selamat menunaikan ibadah puasa atau marhaban Ramadan.

Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Pangandaran Asep Pudin mengatakan, sebaran banner sosialisasi bakal calon Bupati tersebut menuai tanggapan dari masyarakat.

Baca Juga: Kedekatan Dadang Solihat dengan Warga Terlihat Saat Bagikan Ribuan Takjil di Pangandaran

"Wajar jika ada yang berpendapat dan komentarnya juga beragam," kata Asep, Kamis 28 Maret 2024.

Banner alat sosialisasi figur bakal calon Bupati Pangandaran pun terkesan tidak sesuai dengan estetika ruang publik, berjejer sepanjang jalan dan tidak memberi kesan indah.

"Tidak ada pesan moral juga tidak memberikan edukasi secara politik dan belum mewakili narasi aspirasi berdemokrasi," tambah Asep.

Baca Juga: Hebat! Puluhan Siswa Madrasah Aliyah di Pangandaran Lolos SNBP 2024, Berikut Daftarnya

Bukan Indikator Utama

Dijelaskan Asep, harus juga disadari, sosialisasi yang luas pada ruang publik dari bakal calon Bupati Pangandaran tidak selalu menjadi indikator utama dalam menentukan pemenang Pilkada.

"Pemasangan banner sering kali dianggap sebagai langkah strategis untuk mendapatkan dukungan massa sebenarnya keliru," tegasnya.

Padahal banner yang tersebar belum bisa mewakili pesan moral, justru harusnya paparan visi dan misi serta rekam jejak dan program kerja yang memiliki peran penting dalam meraih suara pemilih.

Baca Juga: Petugas di Pangandaran Lakukan Ramp Check Kendaraan Umum Jelang Mudik Lebaran 2024

"Fenomena anomali hasil kontestasi politik terutama Pilkada semakin terlihat jelas di berbagai daerah," terang Asep.

Meskipun jika beberapa bakal calon Bupati mendominasi ruang publik dengan kampanye yang gencar dan banner sosialisasi yang meluas, pada akhirnya pemilih cenderung mempertimbangkan aspek lain dalam menentukan pilihan.

"Paradigma pemilih menjadi lebih cerdas dan kritis dan akan membawa dampak signifikan dalam dinamika Pilkada," sambung Asep.

Baca Juga: Raih 16 Kursi DPRD, PDIP Siap Usung Sendiri Calon Bupati Pangandaran di Pilkada 2024

Pemilih tidak lagi terpaku pada popularitas seseorang atau intensitas kampanye semata. Pemilih cenderung memberikan perhatian lebih pada substansi program dan kemampuan calon untuk mengimplementasikannya.

"Bisa saja terjadi, ketika bakal calon Bupati menggelar serangkaian kampanye besar-besaran dengan melibatkan banyak banner sosialisasi, namun pada akhirnya kalah dalam pemilihan oleh bakal calon Bupati yang fokus pada menyampaikan program konkret dan merespons langsung terhadap kebutuhan masyarakat," katanya.

Meskipun banner sosialisasi masih menjadi salah satu instrumen penting dalam kampanye politik, namun bukanlah satu-satunya faktor penentu dalam menentukan kemenangan dalam Pilkada.

Baca Juga: Sensasi Ngabuburit Sambil Petik Buah Melon di Pangandaran

"Pemilih yang cerdas dan terinformasi cenderung melihat jauh ke depan, mempertimbangkan visi dan misi, serta kemampuan untuk mewujudkan perubahan yang diinginkan masyarakat," ujarnya.***

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x