Berburu Pahala Pada Sepuluh Hari Awal Bulan Dzulhijjah, Pahalanya Melebihi Jihad Fil Sabilillah

30 Juni 2022, 09:21 WIB
Keutamaan Ibadah tanggal 1-10 Dzulhijjah. /pexels.com/Thirdman, /

 

KABAR PRIANGAN - Bulan Dzulhijjah memiliki keistimewaan tersendiri dan menjadi salah satu bulan suci (syahr al haram) dalam Islam selain Dzulqaidah, Muharram, dan Rajab.

Banyak sekali keutamaan dan keistimewaan mengerjakan amal shalih di bulan Dzulhijjah, bahkan melebihi jihad fi sabililah.

Di Bulan Dzulhijjah ini, Nabi Muhammad SAW sangat menganjurkan umatnya untuk lebih banyak mengerjakan amal kebaikan yang dicintai, bahkan dengan lisan mengucapkan kalimat-kalimat tayyibah melalui dzikir pun bisa mendatangkan keutamaan.

Baca Juga: Kemenag Tetapkan Hari Raya Idul Adha 1443 H Jatuh Pada Hari Minggu, 10 Juli 2022

Ada keutamaan di dalam 10 hari pertama Dzulhijjah yang lebih baik dibanding hari-hari biasa, Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Tidak ada hari di mana amal shalih pada saat itu lebih dicintai oleh Allah daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari dari bulan Dzulhijjah." Mereka bertanya, "Ya Rasulullah, tidak juga jihad fi sabilillah?".

Beliau menjawab, "Tidak juga jihad fi sabilillah, kecuali orang yang keluar (berjihad) dengan jiwa dan hartanya, kemudian tidak kembali dengan sesuatu apapun.“ (HR. Bukhari).

Baca Juga: Objek Wisata Situ Bagendit di Garut yang Pernah Dikunjungi Charlie Chaplin Kini Terus Bersolek

Amal shalih yang dikerjakan pada 10 hari pertama bulan Dzulhijjah sangat besar maknanya.

Dari Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Tidak ada hari yang paling agung dan amat dicintai Allah untuk berbuat kebajikan di dalamnya daripada sepuluh hari (Dzulhijjah) ini. Maka perbanyaklah pada saat itu tahlil, takbir dan tahmid." (HR. Ahmad).

Baca Juga: Tak Terima Disebut ‘Adu Kungfu’, Persik Kediri Kembalikan Piala Trofeo Ronaldinho

Amalan yang bisa ditunaikan pada 10 hari pertama Dzulhijjah yang ada tuntunannya dalam Alquran dan Sunah boleh dikerjakan.

Beberapa jenis amalan yang bisa dilakukan untuk menuai keutamaan awal bulan hingga tanggal 10 Dzulhijjah yaitu:

1. Zikir.

Memperbanyak zikir di 10 hari pertama Dzulhijjah secara khusus difirmankan Allah dalam Alquran di surah Al Hajj ayat 28.

Baca Juga: Jadwal Acara Indosiar Kamis 30 Juni 2022: Tonton Semangat Bhayangkara, Suara hati Istri dan Film Mr. Vampire 3

“Supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari-hari yang telah ditentukan…” (Qs. Al Hajj: 28)

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma menafsirkan kalimat “Hari-hari yang telah ditentukan" pada ayat tersebut yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah.”

Sementara itu, zikir yang secara khusus dituntunkan Nabi Muhammad di hari tersebut adalah takbir, tahlil, dan tahmid. Ketiga kalimat dzikir ini dianjurkan lebih sering dibaca.

Baca Juga: Moda Transportasi Publik di Indonesia Belum Ramah Perempuan. PT KAI Gelar Kampanye Tangkal Pelecehan Seksual

2. Puasa.

Memperbanyak puasa sunah dari tanggal 1-8 Dzulhijjah sangat dianjurkan. Lalu, pada 9 Dzulhijjah terdapat tuntutan mengerjakan puasa Arafah yang penuh keberkahan.

Sementara itu, bagi muslim yang menjalankan ibadah haji akan menunaikan wukuf di Padang Arafah pada 9 Dzulhijjah.

3. Bertaubat.

Manusia tidak lepas dari perbuatan maksiat yang mendatangkan dosa. Di 10 hari pertama Dzulhijjah dapat dijadikan momentum untuk bertaubat dan meningkatkan ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah.

Baca Juga: Aturan Pembelian BBM Pertalite dan Solar Mesti Pakai Aplikasi, Awak Angkum di Ciamis Merasa Jadi 'Riweuh'

4. Memperbanyak amal salih.

Contoh amal salih yang dapat dikerjakan lebih sering di 10 hari pertama Dzulhijjah antara lain shalat, sedekah, shalat sunnah, membaca Alquran, dan sebagainya.

5. Menjalankan ibadah berkurban di hari raya Idul Adha dan hari Tasyrik.

Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Siapa yang mendapati dirinya dalam keadaan lapang, lalu ia tidak berqurban, maka janganlah ia mendekati tempat shalat kami.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).

Baca Juga: Organda Ciamis Serukan Mogok Masal. Tuntut Pemerintah Tunda Pemberlakuan Aplikasi MyPertamina

6. Tidak memotong rambut dan kuku untuk orang yang berkurban.

Bagi muslim yang menjalankan ibadah qurban, disunnahkan menahan diri untuk memotong rambut dan kuku sampai dia selesai berqurban. Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Jika kamu melihat hilal bulan Dzul Hijjah dan salah seorang di antara kamu ingin berkurban, maka hendaklah ia menahan diri dari (memotong) rambut dan kukunya“. (HR Muslim).

7. Menunaikan salat Idul Adha dan mendengarkan khotbahnya.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler