Mengenal Retinopathy of Prematurity (ROP), Kondisi Mata yang Dialami Putri Ariani, Peraih Golden Buzzer AGT

9 Juni 2023, 18:16 WIB
Penanganan kesehatan pada bayi prematur adalah hal yang kompleks.*/Nadia Dwi Insani /

KABAR PRIANGAN - Trendingnya nama Putri Ariani sebagai penerima Golden Buzzer pada America's Got Talent (AGT 2023 ) membuat khalayak banyak yang mencari tahu tentang dirinya, termasuk mengenai kondisi matanya.

Dalam satu unggahan Instagramnya, Putri Ariani menjawab keingintahuan salah seorang fan mengenai kondisi matanya yang mengalami Retinopathy of Prematurity (ROP).

Apa itu ROP?

Retina adalah area di bagian belakang mata yang berfungsi untuk menangkap cahaya serta mengubahnya menjadi pesan visual yang dikirim ke otak.

Baca Juga: Sederet Artis Nasional akan Datang ke Sumedang, Fans Rossa Datang Ya!

Pada manusia, retina sudah mulai terbentuk pada saat usia janin memasuki minggu ke-16 dan di bagian bawah retina terdapat jaringan pembuluh darah. Jaringan pembuluh darah ini biasanya tumbuh dengan cepat pada beberapa minggu terakhir sebelum bayi dilahirkan. 

Jaringan retina dan pembuluh darah pada umumnya akan berkembang dan berfungsi baik pada janin yang lahir pada usia diatas 38 minggu, namun berbeda halnya jika bayi terlahir prematur.

Dilansir dari The Royal Children’s Hospital Melbourne, pembuluh darah yang lahir prematur belum matang seperti bayi lainnya. Pada sebagian besar bayi prematur, pembuluh darah retina tumbuh dengan baik namun sebagian kecil dari bayi prematur tersebut mengalami pertumbuhan abnormal pada pembuluh darahnya.

Baca Juga: Citilink Segera Mengudara dari Bandara Wiriadinata, Tasikmalaya-Jakarta Hanya 50 Menit, Ini Besaran Tarifnya

Alih-alih pembuluh darah tumbuh dengan membentuk cabang seperti pohon, pembuluh darah justru tumbuh dengan bertautan dari sisi ke sisi dan atau tumbuh menjauh dari retina ke arah tengah mata. 

Apa yang menyebabkan bayi prematur mengalami ROP?

Hingga saat ini para peneliti masih berupaya memahami mekanisme dibalik ROP, antara lain penyebab henti tumbuh atau pertumbuhan abnormal pada pembuluh darah retina mata bayi prematur.

Studi yang dipimpin oleh Dokter Spesialis Mata Children's Hospital Boston, Lois Smith, MD, PhD, menunjukkan bahwa ROP mungkin disebabkan oleh berhentinya asupan kimia tertentu yang diterima bayi dari ibunya di dalam rahim, termasuk faktor pertumbuhan mirip insulin I (IGF-I) dan faktor pertumbuhan endotel pembuluh darah (VEGF). 

Baca Juga: PPDB 2023, Minimalisir Kecurangan Sistem Zonasi di Tasikmalaya! Termasuk Manipulasi Data KK

Faktor risiko ROP

Ada beberapa faktor risiko bayi mengalami ROP, antara lain kelahiran prematur dan kelahiran dengan berat badan dibawah normal.

Faktor risiko lain yang mungkin mengakibatkan ROP meliputi:

- Anemia

- Infeksi

- Transfusi

- Kesulitan/ gangguan pernapasan 

- Penyakit jantung

- Pendarahan pada otak

Sebelumnya, ROP juga dikaitkan dengan pemberian oksigen tambahan pada saat bayi berada di inkubator, namun pada masa kini, hal tersebut dapat diminimalisir berkat perbaikan sistem pemantauan modern.

Baca Juga: Gunung Anak Krakatau 2 Kali Erupsi Hari Ini Hanya Berselang 1 Jam, Tinggi Kolom Abu Sekitar 3.157 Mdpl

Tanda dan gejala ROP

Tanda-tanda ROP terjadi jauh di dalam mata. Secara visual, bayi dengan kondisi ROP yang parah dapat terlihat ciri-cirinya, seperti nistagmus (gerakan mata yang tidak normal) dan leukokoria (pupil berwarna putih). Namun, dua hal tersebut juga merupakan tanda-tanda umum dari masalah penglihatan lain.

Untuk mengetahui apakah terjadi ROP atau tidak perlu seorang dokter spesialis mata (ophthalmologist) untuk mengidentifikasinya dengan melihat tanda spesifik di dalam mata. Dokter spesialis mata akan menggunakan alat khusus untuk melihat ke bagian retina. Saat ini, pemeriksaan mata bagi bayi prematur sudah menjadi standar banyak rumah sakit di Indonesia.

Apakah ROP pada bayi prematur dapat ditangani?

Pada kasus ROP ringan, gangguan penglihatan dapat sembuh dengan sendirinya. Namun, ada pula kasus ROP yang cukup parah sehingga terjadi kebutaan total pada bayi.

Baca Juga: Pembangunan Gedung IGD RSUD SMC Tasikmalaya Jadi Sorotan, Setelah Muncul Hasil Temuan BPK Tahun 2021

Berikut stadium yang mungkin dialami bayi dengan ROP:

Stadium I

Adanya sedikit pertumbuhan pembuluh darah abnormal di retina. Bayi dengan ROP stadium I umumnya dapat membaik dengan sendirinya tanpa pengobatan seiring pertambahan usia.

Stadium II

Pada stadium II, ditemukan cukup banyak pertumbuhan pembuluh darah abnormal di sekitar retina. Pada stadium ini, umumnya kondisi akan membaik seiring dengan pertambahan usia bayi.

Stadium III

Pada ROP stadium III, pembuluh darah abnormal di sekitar retina sangat banyak hingga menutupi retina. Hal ini dapat mengganggu kemampuan retina mata dalam menunjang penglihatan.

Baca Juga: Penasaran Apa Saja Benefit Beasiswa LPDP 2023 Tahap 2? Ternyata Tak Hanya Pendidikan Gratis!

Dalam beberapa kasus, bayi dengan ROP stadium III dapat membaik dan normal kembali tanpa pengobatan. Namun, bila dalam perkembangannya terjadi pemburukan kondisi pembuluh darah (pembuluh darah retina membesar atau pembuluh darah abnormal bertambah) maka diperlukan pengobatan untuk mencegah robekan retina.

Stadium IV

Pada ROP stadium IV, pembuluh darah abnormal di sekitar retina menarik retina menjauh dari dinding bola mata. Bayi dengan ROP stadium IV harus segera mendapatkan penanganan agar tarikan tersebut tidak memburuk.

Stadium V

Kondisi ROP stadium V merupakan kondisi di mana retina mata sudah terlepas dari bola mata sepenuhnya, pada kondisi ini bayi dapat mengalami gangguan penglihatan atau kebutaan permanen.

Jika bayi Anda terlahir prematur, diskusikan kondisi bayi dengan tim dokter yang menangani bayi Anda. Namun jika hasil akhirnya adalah kebutaan total seperti yang dialami Putri Ariani, bukan berarti masa depan anak Anda menjadi ikut gelap.

Seperti yang Putri Ariani katakan dalam unggahan story Instagramnya:

Stop bully dan diskriminasi terhadap anak difabel, kita semua sama dimata ALLAH SWT, kami anak difabel juga bisa berkarya seperti yang lainnya, kami juga ingin dihargai. Putri memang tidak bisa melihat tapi putri ingin dilihat oleh orang banyak bahwa putri bisa dan mampu. Jadi teman-teman semua jangan pernah malu berteman dg anak difabel, dan jangan pernah malu mempunyai anak difabel. Terima kasih.”***

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler