KABAR PRIANGAN - Bulan September adalah Bulan Kesadaran Leukemia. Diperingati dalam satu bulan penuh antara lain adalah karena jenisnya yang cukup banyak, mulai dari jenis yang umum hingga yang langka seperti Leukemia Granulositik Kronik (LGK) yang juga disebut Chronic Myeloid Leukemia (CML) yang secara khusus diperingati setiap tanggal 22 September.
Leukemia Granulositik Kronis (LGK) adalah jenis kanker darah yang perburukan kondisinya sangat lambat, hal ini berarti sel-sel leukemia tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan kondisi akut.
Karena perburukan yang lambat, jarang sekali ada pasien yang terdeteksi memiliki LGK pada tahap awal, hal ini karena tidak adanya gejala apapun. Jika terdeteksi pada tahap awal, umumnya adalah ketidaksengajaan karena sedang melalui tes untuk penyakit lain atau karena Medical Check Up.
Perbedaan LGK dengan Jenis Leukemia Lainnya
Seperti jenis leukemia lainnya, LGK atau CML muncul ketika gen sel darah menjadi rusak. Kerusakan ini menyebabkan kelainan yang membuat sel tumbuh di luar kendali. Namun khusus untuk Leukemia Granulositik Kronis, kerusakan tersebut adalah akibat adanya mutasi genetik, yaitu ketika terjadi translokasi (menempel) antara kromosom 22 (BCR) dan kromosom 9 (ABL).
Pada translokasi tersebut, kromosom 22 mentransfer materi kepada kromosom 9 dan menghasilkan gen fusi yang disebut fusi BCR-ABL atau dikenal juga dengan nama kromosom Philadelphia (Ph Chromosome). Kromosom Philadelphia ini menyebabkan pembelahan sel yang cepat hingga sel tumbuh di luar kendali.
Siapa yang Biasanya Terkena Leukemia Granulositik Kronis?
Menurut konsultan Hematologi-Onkologi Medik Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSCM/ FKUI dr. Wulyo Rajabto SpPD KHOM, di negara-negara barat, median usia pasien-pasien LGK pada umumnya adalah 45-55 tahun, sedangkan di Asia, termasuk Indonesia, median usia pasien-pasien LGK berkisar 30-40 tahun. Secara gender, pasien LGK lebih banyak pria daripada wanita.
Baca Juga: Terdeteksi Kanker Payudara, Sarah Ferguson Langsung Menjalani Prosedur Operasi
Faktor Resiko Penyebab LGK
Hingga saat ini para peneliti belum menemukan faktor risiko utama yang menyebabkan translokasi BCR-ABL.Namun terdapat faktor-faktor yang membuat seseorang lebih mungkin memiliki LGK, antara lain gender dan usia.
Selain dua hal tersebut, yang paling memungkinkan tercetusnya LGK pada seseorang adalah paparan radiasi tingkat tinggi. Namun pada sebagian besar kasus, belum jelas mengapa seseorang mendapatkan kanker jenis ini mengingat tidak semua pasien LGK mengalami paparan radiasi tingkat tinggi.
Gejala Leukemia Granulositik Kronis
LGK dapat menyebabkan beberapa gejala umum seperti demam, berkeringat pada malam hari, penurunan berat badan, dan nyeri tulang. Penyakit ini juga dapat menyebabkan splenomegali (pembesaran limpa), yang dapat menyebabkan rasa sakit atau rasa penuh di bawah tulang rusuk di sisi kiri tubuh. Banyak penderita LGK juga memiliki gejala yang berkaitan dengan kadar sel darah yang tidak normal, sebagai berikut:
1. Anemia (kadar sel darah merah yang rendah) sehingga muncul rasa lelah, pusing, kulit pucat, dan sesak napas.
2. Neutropenia (rendahnya kadar neutrofil, salah satu jenis sel darah putih) sehingga berujung pada mudahnya tubuh menderita infeksi.
3. Trombositopenia (jumlah trombosit yang rendah) atau trombositosis (jumlah trombosit yang tinggi). Kedua kondisi ini menyebabkan munculnya memar atau perdarahan.
Namun gejala-gejala di atas merupakan gejala penyakit yang cukup umum, sehingga jika Anda mengalami gejala ini belum tentu Anda menderita LGK. Untuk memastikannya, Anda akan diberikan arahan oleh dokter onkologi untuk melakukan serangkaian tes. Hal ini harus dilalui agar Anda mendapatkan diagnosa dan pengobatan yang tepat.***