5. Mengembangkan program KB
Sepulangnya dari Eropa, di tahun 1952, Sulianti Saroso kemudian ditempatkan di Yogya sebagai Kepala Jawatan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI.
Kemudian ia mengembangkan program Keluarga Berencana (KB) untuk mengendalikan angka kelahiran yang tinggi di Indonesia. Selain itu, Sulianti juga mengambakan program kesehatan ibu dan anak, serta pendidikan seks.
Melalui RRI Yogyakarta dan harian Kedaulatan Rakjat, ia menyampaikan gagasan tentang pendidikan seks, alat kontrasepsi, dan pengendalian kehamilan dan kelahiran.
Namun kampanye dokter Sulianti itu sempat mendapat penolakan dari Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Yogyakarta, tak lama kemudian dia dipindah ke Jakarta.
Ia dipromosikan menjadi Direktur Kesehatan Ibu dan Anak di kantor Kementerian Kesehatan, setelah itu Sulianti menggandeng para aktivis untuk mengedukasi soal pentingnya kesehatan ibu hamil, anak, serta program KB.
6. Karirnya sebagai Profesor sempat dijegal
Sulianti sempat setahun menjadi asisten profesor di Tulane, kemudian Sulianti melanjutkan karier sebagai seorang profesional di Kantor Pusat WHO di Genewa, Swiss.
Baca Juga: Gedung Creative Centre di Dadaha Kota Tasikmalaya Gunakan Lift Bekas, Ini Kata Kepala Disporabudpar