Network
KABAR PRIANGAN - Pada umumnya seorang mahasiswa selalu tampil modis saat datang ke kampus. Penampilan mereka selalu terkesan keren bahkan tak jarang dengan mengenakan pakaian dengan merk ternama.
Lain halnya dengan yang terjadi pada Januari Yusuf Ibrahim, seorang mahasiswa Universitas Garut yang selalu tampil sangat sederhana. Dia selalu datang ke kampus dengan pakaian seadanya, mulai dari sepatu, celana, hingga kaos yang kadang tutupi dengan jaket yang warnanya pun sudah terlihat kusam.
Namun hal itu tak pernah membuat pria berbadan kurus ini merasa rendah diri dan minder. Bahkan senyum dan sapa selalu ia berikan kepada setiap teman dan dosen yang dijumpainya.
Baca Juga: Persigar Garut Dipaksa Bermain Imbang Lawan Depok Raya dalam Lanjutan Liga 3
Yang lebih mengagumkan lagi, Januari tak pernah merasa malu sedikit pun ketika dirinya harus menjajakan makanan dagangannya saat ada waktu senggang di sela kegiatan perkuliahan di kampusnya.
Setiap hari, ketika ada waktu senggang sebelum dan sesudah kegiatan perkuliahan maupun di waktu istirahat, ia pun keliling kampus sambil menjajakan dagangannya, salah satunya risoles.
Pemuda ini lahir 1 Januari 2001 lalu di Tangerang. Kedua orang tuanya, Tedy Supriady dan Sri Winda yang merupakan warga Garut tulen pun memberinya nama Januari, sesuai bulan kelahirannya.
"Setiap hari saya selalu harus datang ke kampus lebih awal dibanding mahasiswa yang lain karena terlebih dulu harus mempersiapkan jajanan yang akan saya jual. Setiap pergi ke kampus, saya selalu membawa dua boks berisi makanan seperti risoles dan bacil," ujar Januari, Minggu, 10 Desember 2023.
Berbagai macam makanan yang ia jajakan setiap hari di kampus, tuturnya, merupakan hasil buatan sang ibu. Selain risoles dan bacil, ada juga makanan lainnya seperti onde, donat, lemper, dan makaroni.
Selain hari Minggu, diakui Januari, dirinya setiap hari melakukan aktivitas rutin tersebut dari pagi hingga sore. Ia tak segan berkeliling dari gedung yang satu ke gedung yang lainnya di area Kampus Uniga yang cukup luas itu sehingga tak jarang tubuhnya berkeringat.
Disebutkannya, namun demikian dirinya tak mau mengeluh atas apa yang dijalani saat ini. Terlebih pekerjaan seperti ini bukan merupakan hal yang baru baginya akan tetapi sudah dijalaninya sejak dirinya masih sekolah di SMP.
"Saya sudah mulai berjualan seperti ini sejak masih SMP. Waktu itu pun saya selalu membawa boks berisi berbagai macam makanan hasil buatan ibu untuk saya jajakan kepada teman-teman dan para guru di sekolah," kata anak ke 8 dari 9 bersaudara ini.
Menurutnya, tak jarang ada mahasiswa yang seringkali menyindir bahkan juga secara terang-terangan mengejeknya. Namun hal itu sama sekali tidak pernah dimasukannya ke dalam hati apalagi menjadikannya merasa rendah diri dan minder di hadapan teman-teman dan para dosennya di kampus.
Baca Juga: Disdamkar Garut Catat 454 Kejadian Kebakaran dan 719 Kejadian Non Kebakaran
"Saya tak akan terpengaruh dengan sindiran maupun ejekan yang dilontarkan mahasiswa yang lainnya kepada saya. Prinsip saya, selama apa yang saya lakukan halal dan tak merugikan orang lain, apa pun pandangan orang terhadap saya, sama sekali tidak akan membuat saya merasa malu apalagi minder," ucap Januari.
Selama ini Januari justeru merasa sangat senang karena dirinya paling tidak bisa membantu meringankan beban orang tuanya. Ia bahkan punya cita-cita kelak bisa menjadi orang sukses dan bisa membahagiakan kedua orang tua serta saudara-saudaranya.***
