Karena kemampuan RA Kartini salam berbahasa Belanda, dirinya melanjutkan pelajarannya di rumah dengan banyak membaca surat kabar De Locomotief yang beredar harian di Semarang pada masa itu.
Selain surat kabar, RA Kartini juga gemar membaca majalah kebudayaan, ilmu pengetahuan, majalah wanita yang diterbitkan dalam edisi Belanda.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Rabu 20 April 2022: Capricorn, Aquarius, Pisces. Keuntungan Finansial Menghampirimu
Dari kegemarannya membaca, RA Kartini mulai mencoba untuk menulis. Ide tulisannya seringkali dikirimkan ke media surat kabar untuk dimuat, salah satunya ke harian De Hollandsche Lelie.
RA Kartini pun mulai memiliki sahabat pena. Ia seringkali menulis surat kepada sahabat penanya yang ada di Belanda, seperti Rosa Abendanon yang banyak memberi dukungan dan masukan kepadanya.
Dari kebiasaan membaca dan tukar pikiran dengan wanita – wanita barat, Kartini mulai tertarik dengan pola pikir wanita eropa pada saat itu.
Baca Juga: Jadwal Acara GTV Rabu 20 April 2022: Tonton Syair Ramadan hingga Anak Jalanan A New Beginning
Membandingkan dengan wanita pribumi pada saat itu, strata wanita pribumi masih tergolong sangat rendah dan jauh dibandingkan dengan wanita eropa.
Hal inilah yang mendorong RA Kartini untuk memajukan status wanita pribumi.
Keinginannya tidak semata hanya memajukan strata atau derajat wanita pada masa itu, namun juga yang berhubungan dengan masalah sosial.