KABAR PRIANGAN – Pusat Studi Gender dan Anak, Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PSGA LP2M) UIN Raden Intan Lampung (RIL) bersama Komunitas Pemberdayaan Perempuan Manara, bekerja sama dalam acara Women’s Leadership Seminar pada 23 Mei 2023 di Rektorat Lama Lantai 3 UIN RIL.
Kolaborasi ini bertujuan untuk melatih para duta konselor dalam upaya pendampingan terhadap korban kekerasan seksual di perguruan tinggi khususnya di kawasan universitas tersebut. Duta konselor merupakan perwakilan mahasiswa dari berbagai fakultas yang ada di UIN RIL. Mereka adalah para konselor yang bertugas untuk mendata sekaligus mendampingi para korban yang mengalami tindak kekerasan secara fisik, psikis maupun seksualitas.
Dalam kegiatan tersebut, para duta konselor UIN RIL dilatih untuk memahami akar masalah yang dialami oleh perempuan. Di samping itu, pemahaman leadership diberikan untuk menambah kemampuan para duta untuk memahami persoalan diri. Hal ini adalah langkah awal sebelum bertugas dalam pendampingan kepada korban kekerasan.
Baca Juga: Viral di Tiktok, Berikut Lirik Lagu 'Kepada Noor' Milik Panji Sakti
Kepala PSGA UIN RIL, Dr. Hj. Suslina, MAg, dalam sambutannya menyampaikan, pendampingan terhadap perempuan melalui duta konselor akan sangat membantu proses pendataan. Menurutnya, banyak korban tidak berani bercerita atau mengadu kepada pihak universitas karena merasa takut atau malu. "Sehingga kehadiran duta konselor ini sangat menolong karena duta konselor adalah teman sesame atau mahasiswa," ujarnya.
Event Women’s Leadership Seminar yaitu Big No to Sexual Assault yakni kekerasan seksual pada perempuan berada pada titik krusial. Data kasus kekerasan seksual pada perempuan selama 10 tahun terakhir tinggi, yaitu mencapai 4000 kasus per tahunnya.
Menurut data Komnas Perempuan tahun 2021, kekerasan dalam ranah personal yaitu Kekerasan Mantan Pacar (KMP) masuk pada urutan teratas yakni 713 kasus atau sekitar 34%. Selain itu, kekerasan seksual di perguruan tinggi menempati urutan pertama sejak kurun waktu 2015-2021.
Baca Juga: Sebelum Terlambat, Berikut Syarat dan Cara Daftar Audisi Online Master Chef Indonesia Season 11
Dalam seminar itu juga diketahui kekerasan perempuan terjadi karena beberapa faktor yaitu faktor budaya dimana perempuan kerap kali ditempatkan pada posisi tidak strategis, menerima beban ganda dan kerap tidak dianggap.
Di samping itu, faktor ekonomi juga turut mendukung yakni perempuan sering bergantung pada pihak laki-laki sebagai pemegang otoritas. Dalam hal ini para perempuan tidak memiliki independence finansial yang mengakibatkan ketergantungan.***