Mengapa Sudah Masuk Kemarau, Hujan Masih Deras Mengguyur Indonesia? Ini Sebabnya

- 19 Juni 2023, 20:30 WIB
Cuaca real-time Jawa Barat pada Senin, pukul 18.00 WIB.*/ nowcasting.bmkg.go.id
Cuaca real-time Jawa Barat pada Senin, pukul 18.00 WIB.*/ nowcasting.bmkg.go.id /

KABAR PRIANGAN - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sudah memprediksi Indonesia memasuki musim kemarau per Juni 2023 ini, namun pada kenyataannya banyak wilayah di Indonesia masih hujan, mulai dari Sumatera Barat hingga Papua Barat. Bukan hanya hujan ringan, melainkan hujan lebat dan di beberapa tempat terjadi hujan petir seperti Bengkulu, Tarakan, Bandar Lampung, Manokwari dan Ternate.

Wilayah Jawa Barat juga mengalami hal yang sama. Jika dilihat pada website bmkg.go.id prakiraan cuaca Jawa Barat dirasakan mulai dari hujan ringan sampai hujan deras dengan angin kencang.

Cuaca real-time yang terlihat pada nowcasting.bmkg.go.id pada Senin pukul 18.00 WIB, di beberapa wilayah Jawa Barat diberi warna oranye, yang mengindikasikan peringatan hujan deras, dan di wilayah Jawa Barat lainnya berwarna kuning, yang mengindikasikan peringatan hujan yang meluas.

Baca Juga: Intip Profil Zoe Abbas Jackson, Pemeran Utama di Nike Ardilla The Series

Plt Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Andri Ramdhani mengatakan puncak musim kemarau 2023 di sebagian besar wilayah Indonesia baru akan terjadi terjadi pada Juli-Agustus nanti. Andri mengatakan, alasan masih terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada durasi singkat, “Hujan dipengaruhi beberapa faktor dinamika atmosfer. Seperti fenomena MJO (Madden Julian Oscillation) yang sedang aktif di wilayah Indonesia,” ujarnya, Jumat, 16 Juni 2023.

MJO merupakan aktivitas intra seasonal yang terjadi di wilayah tropis yang dikenali karena adanya pergerakan aktivitas konveksi yang bergerak ke arah timur dari Samudera Hindia ke Samudera Pasifik. Fenomena ini terjadi biasanya setiap 30 sampai 40 hari.

Plt Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG tersebut juga mengatakan gelombang atmosfer Kelvin dan Equatorial Rossby saat ini sedang aktif terutama di wilayah tengah dan timur Indonesia. Gelombang Equatorial Rossby sering disebut gelombang planet, yaitu gelombang air berfrekuensi rendah yang sangat panjang yang ditemukan di dekat khatulistiwa dan diperoleh dengan menggunakan pendekatan bidang beta khatulistiwa.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x