Cerita Pengalaman Jajal KCIC Kereta Cepat Jakarta Bandung, Ini Sejumlah Catatan Ketua Harian YLKI Tulus Abadi

- 3 September 2023, 16:42 WIB
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) melakukan uji coba perjalanan dari Jakarta menuju Bandung, Sabtu 2 September 2023.*/KCIC
Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) melakukan uji coba perjalanan dari Jakarta menuju Bandung, Sabtu 2 September 2023.*/KCIC /

KABAR PRIANGAN - Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) melakukan uji coba perjalanan dari Jakarta menuju Bandung, Sabtu 2 September 2023. Uji coba dilakukan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi bersama rombongan dimulai dari Stasiun KCJB Halim menuju Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, yang dilanjutkan ke Kota Bandung dengan KA feeder.

Dalam uji coba tersebut, perjalanan Kereta Cepat Jakarta Bandung dari Stasiun Halim hingga tiba di Kota Bandung memakan waktu sekira 40 menit. Rinciannya dari Stasiun Halim ke Stasiun Padalarang selama 20 menit. Sedangkan dari Stasiun Padalarang ke lokasi akhir di Kota Bandung menghabiskan waktu sekitar 20 menit.

Salah seorang yang ikut diundang dalam rombongan uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung tersebut adalah Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi. Seusai menjajal kereta tersebut, Tulus menyampaikan selayang pandang pengalamannya, Minggu 3 September 2023. Berikut catatan perjalanan tersebut:

Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI.*
Tulus Abadi, Ketua Pengurus Harian YLKI.*

Sebentar lagi, bangsa Indonesia akan memiliki speed train (kereta cepat) yakni Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) jurusan Jakarta Bandung. Jika tak ada aral melintang KCIC akan beroperasi pada Oktober 2023. Indonesia akan menjadi negara pertama di level ASEAN yang (mampu) mengoperasikan KA cepat.

Terkait hal ini, pada Sabtu, 2 September 2023, atas undangan Dirjen KA Kemenhub saya menjajal menaiki uji coba Kereta Cepat Jakarta Bandung bersama Menhub, Wamen BUMN, Dirut Kereta Api Indonesia (KAI), Dirut Jasa Raharja, para pemred media massa, dan pengamat transportasi. Secara tak sengaja, saat arah perjalan Bandung-Jakarta, Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin pun ikut join mennjajal KA cepat. Kebetulan bersua saat sama-sama makan sate Hadori, sate legendaris yang lokasinya di belakang Stasiun Bandung.

Berikut beberapa catatan pengalaman saya saat menggunakan KA Cepat Jakarta Bandung:

Satu train set KA cepat terdiri atas delapan kabin, dengan konfigurasi satu kabin untuk first class (18 seat), bussiness class satu kabin (28 seat), dan enam kabin untuk premium economy class (555). Jadi total satu train set mampu mengangkut 601 penumpang. Kereta ini melewati empat stasiun, yakni Stasiun Halim, Stasiun Karawang, Stasiun Padalarang dan Stasiun Tegalluar. Jarak tempuh dari Stasiun Halim sampai Stasiun Padalarang sejauh 142,3 km.

Baca Juga: Ini Klasemen Setelah Persib Tahan Persija di Bekasi, David da Silva: Laga Tandang Kami Tetap Fight!

Secara keseluruhan sudah baik, sangat nyaman dan mestinya siap dioperasikan pada Oktober 2023. Kecepatan KA pun bisa maksimal yakni 352 km. Ini sama dengan kecepatan KA Cepat di China. Kebetulan saya pernah naik KA Cepat di China pada 2014, dari Beijing ke Shanghai, dan dari Beijing ke Tianjin.

Waktu tempuh dari Stasiun Halim Jakarta menuju stasiun Padalarang hanya sekira 20 menit. Jadi KA Cepat ini tujuan akhirnya hanya sampai di Stasiun Padalarang, Kabupaten Bandung Barat. Selama perjalanan melewati beberapa stasiun yakni Stasiun Karawang, dan Stasiun Tegalluar.

Baca Juga: ITB Kampus Jatinangor Gelar Jatifest 2023 untuk Sambut Mahasiswa Baru

Selanjutnya, untuk melanjutkan ke Kota Bandung, penumpang harus berganti kereta berbasis tenaga diesel ke Stasiun Kebon Kawung, Kota Bandung. Walau bukan KA cepat, KA diesel ini cukup nyaman, dengan waktu tempuh 20 menit. Jadi total jenderal waktu tempuh yang diperlukan dari stasiun Halim menuju ke Kota Bandung sekira 40 menit.

Ada beberapa masukan/catatan terkait armada keretanya:

1. Untuk tempat duduk di kabin ekonomi terasa cukup keras, lebih empuk tempat duduk di KA reguler.

2. Saat akselerasi kecepatan menuju 300-an km per jam, agak terasa menghentak. Ketika hal ini saya konfirmasi ke Humas KA Cepat Mbak Eva (Eva Chairunnisa, Red), beliau mengatakan biasanya enggal seperti ini. Mungkin karena hendak mencapai kecepatan maksimal 350 km/jam, katanya. Namun menurut Ketua KNKT, Pak Soerjanto, hal tersebut masih wajar atau masih standar, masih aman.

Baca Juga: Nabila Maydini Putri asal Tanjungsari, Terpilih Jadi Juara 1 Duta Pariwisata Sumedang

3. Sebaiknya layar monitor di kabin jangan hanya menampilkan informasi kecepatan KA saja. Tapi ada ada informasi lain, seperti stasiun tujuan berikutnya (next stasiun). Sehingga bisa mengakomodir kebutuhan konsumen difabel/tuna rungu.

Sedangkan untuk fasilitas stasiun juga sangat bagus dan megah, walau belum 100 persen jadi, baik Stasiun Halim dan Padalarang, masih dalam proses finishing. Di Stasiun Halim terintegrasi dengan Stasiun LRT Jabodebek. Jadi di Stasiun Halim nantinya ada dua arus penumpang yakni penumpang KA Cepat dan penumpang LRT Jabodebek.

Untuk fasilitas stasiun ada beberapa catatan:

1. Akses menuju lobby Stasiun Halim sepertinya belum ramah terhadap difabel karena belum ada tanda parkir untuk difabel dan ramp untuk kursi roda. Mungkin karena masih sementara.

2. Eskalator menuju peron stasiun tampak cukup curam, sehingga perlu peringatan/penandaan, agar calon penumpang hati-hati. Agar jangan sampai terjadi kecelakaan, khususnya untuk anak-anak.

3. Proses check in tiket berbasis mesin, terlihat masih lama, dikhawatirkan terjadi antrean panjang saat ramai penumpang.

Saat check in tiket, penumpang harus menginput data pribadi/NIK, dan nomor seluler. Tiket juga terkoneksi dengan sistem Dukcapil. Dalam hal ini harus hati hati soal jaminan perlindungan data pribadi, tersebab managemen KA Cepat ini bersinergi dengan pihak luar yakni China. Ketika hal ini saya sampaikan ke Humas KA Cepat Mbak Eva, untuk urusan tiket dan pelayanan pihak China tidak ikut cawe-cawe. Pihak China hanya cawe-cawe pada urusan teknis operasional KA cepatnya.

Jika sudah beroperasi secara penuh, akan terdapat 11 train sets yang saat ini sudah siap di Stasiun Tegalluar. Sebelas train sets inilah yang nantinya akan melayani penumpang secara ulang alik dari Stasiun Halim-Padalarang pulang-pergi (PP).

Baca Juga: Akibat Kebakaran Tiga Kafe di Kampung Turis Pamugaran Pangandaran, Kerugian Capai Rp4,5 Miliar

Pertanyaan kritikal berikutnya adalah, bagaimana menjaga masa depan dan keberlanjutan KA cepat ini, terkait kebijakan pentarifan, subsidi atau tidak, dan berapa puluh tahun konsesinya, 50-80 tahun? Dan bagaimana pula potensinya persaingan dengan infrastruktur Jalan Tol Jakarta Bandung, wabil khusus jalan tol ruas Cikampek jilid II, dari Dawuhan-Jatiasih yang konon cukup satu jam saja untuk rute Jakarta-Bandung? Kita tunggu saja... Wassalam.***

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah