Mengenang Gempa dan Tsunami Aceh 19 Tahun Lalu, Nelayan Dilarang Melaut

- 26 Desember 2023, 10:17 WIB
Ilustrasi nelayan berhenti melaut di Aceh. Mengenang peringatan 19 tahun tsunami Aceh pada 26 Desember 2023, nelayan Aceh dilarang melaut selama 1 hari.
Ilustrasi nelayan berhenti melaut di Aceh. Mengenang peringatan 19 tahun tsunami Aceh pada 26 Desember 2023, nelayan Aceh dilarang melaut selama 1 hari. /ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas)/

KABAR PRIANGAN – Gempabumi Aceh yang terjadi pada 26 Desember 2004 pada pukul 07.58 WIB dan mengakibatkan tsunami ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa di Indonesia saja, tapi juga di beberapa negara.

Gempa dan tsunami Aceh 2004 diperingati setiap tahunnya. Salah satunya diperingati oleh para nelayan. Setiap tanggal 26 Desember, para nelayan tidak melaut sesuai hukum adat laut Aceh untuk mengenang dan memperingati bencana gempa dan tsunami Aceh 2004.

Para nelayan mengisi kegiatan di tanggal tersebut dengan berdoa bersama, ziarah ke makam, dan menyantuni anak yatim. Dilansir dari Antaranews.com, Lembaga Panglima Laot (laut) Aceh Miftach Tjut Adek melarang para nelayan pergi melaut. “Setiap 26 Desember nelayan seluruh Aceh memperingati hari gempa dan tsunami Aceh, dan pantang melaut,” ucapnya pada Senin, 25 Desember 2023.

Baca Juga: PVMBG Sarankan Pemkab Garut Buat Perda Khusus Mitigasi Gempa dan Tsunami

Panglima Laot ini merupakan Lembaga adat laut Aceh yang membawahi nelayan di Aceh. Pantangan melaut ini telah disepakati oleh Panglima Laot seluruh Aceh pada tahun 2005 di Banda Aceh. Hari pantangan melaut dilaksanakan selama satu hari penuh sejak tenggelam matahari pada 25 Desember hingga tenggelam matahari 26 Desember.

Sebagaimanan diketahui, pada 26 Desember 2004 menimbulkan tsunami dengan ketingggian hingga 51 m berdasarkan data USGS. Tsunami dengan kecepatan mencapai 100 m/detik atau 360 km/jam ini tidak hanya menghantam wilayah pesisir Aceh, tapi juga 15 negara lain diantaranya Sri Lanka, India, Malaysia, Thailand, bahkan hingga Afrika.

Gempa dan tsunami ini mengakibatkan lebih dari 200 ribu jiwa melayang, dan sekitar 500 ribu orang kehilangan tempat tinggal.***

Editor: Helma Apriyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x