Bahkan, video keributan itu pun viral di media sosial sehingga banyak masyarakat yang mengusulkan untuk menghentikan Liga Desa Garut tersebut.
Baca Juga: Wabah PMK di Garut Terus Merebak, Pemkab Bentuk Satgas Krisis Center
"Saya ngeri melihat video keributan sepakbola pada Liga Desa Garut itu. Saling pukul, saling kejar, berkelahi masal. Mendingan dihentikan saja," ujar Maman Suherman warga Tanjung, Tarogong Kaler.
Ia juga menilai, panitia belum siap karena disetiap lokasi pertandingan minim petugas keamanan.
Sementara itu, Ketua Panpel Liga Desa Wahyudin Somantri menyampaikan berdasarkan hasil rapat panitia bersama kepolisian, maka untuk zona satu yang pelaksanaanya di lapang Tanjung sisa pertandinganya sebanyak 12 kali pertandingan atau tiga hari lagi akan dipindahkan ke lapang Makorem 062/TN.
Baca Juga: Ribuan Calon Pengantin di Garut Ikuti Binwin Pra Nikah
"Bagi tim yang ricuh, ribut, sampai berkelahi akan diberi sangsi yakni tidak akan diikutsertakan lagi pada liga desa tahun berikutnya. Nah yang kemarin terjadi keributan di zona satu Lapang Tanjung akan di plenokan dulu," ujarnya.
Terkait adanya tuduhan panitia belum siap, Wahyudin menyebutkan, bahwa pihak panitia masing-masing zona sudah koordinasi dengan pihak keamanan setempat.
"Tidak semua zona, tidak semua pertadingan terjadi keributan. Ada di tiga zona yang terjadi keributan," ucapnya.***