"Selanjutnya jika dalam adu penalti kedudukan masih sama imbang, maka aturan yang digunakan adalah sudden death," ujar Rohman.
Ia menjelaskan, untuk sudden death ini aturannya, panitia menyediakan dua amplop yang satu kosong, yang satu berisi tulisan memilih.
Baca Juga: Soal Temuan Benda Purbakala, Bupati Sumedang Siap Berikan Atensi Khusus Bagi Penemu Fosil Purba
Selanjutnya amplop tersebut disimpan diatas meja dan dipilih oleh masing-masing kapten kesebelasan.
Bagi kapten kesebelasan yang mendapatkan tulisan memilih, maka dia diberi pilihan akan menendang atau penjaga gawang.
Dari hasil pengambilan amplop sudden death, ternyata Desa Cimaragas mendakat amplop yang berisi kata memilih.
Baca Juga: Viral Video Pelecehan Seksual Dialami Penumpang di Kereta Api, KAI Lakukan Tindakan Ini
"Desa Cimaragas memilih untuk menendang, Ya ahirnya gol dan menang," papar mantan wasit berkelas nasional tersebut.
Ketua PSSI Askab Garut, Amirrudin Latif merasa bangga dan apresiasi kepada kedua tim, official, termasuk suporter yang bersikap fair play. "Semoga di pertandingan semi final kedua hari Rabu sore berjalan lancar," ujarnya.***