Network
KABAR PRIANGAN - Berburu pahala di bulan suci Ramadan menjadi tantangan utama bagi para santri Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Nurul Iman Sirnagalih Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.
Jaminan dari Allah SWT yang memberi limpahan rahmat bagi "produsen kebaikan" di bulan ini jadi alasan utama bagi pengelola dan santri untuk tak menyia-nyiakan kesempatan menambah pahala di bulan ini.
Tak heran rangkaian kegiatan padat mewarnai lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Yayasan Al Mussadaddiyah itu.
Baca Juga: Satpol PP Sumedang Berhasil Amankan Puluhan Botol Miras di Rumah Penduduk
Selepas subuh, surau bergaya arsitektur khas Demak yang berada tak jauh dari sempadan Sungai Citanduy itu sudah bergema dengan tausyiah pada agenda kuliah subuh.
Setelah salat subuh berjamaah, kegiatan disusul kegiatan Pasaran (ngalogat), Sima'an, Buka bersama, hingga Tarawih.
Pada sesi kegiatan ini, para santri menyimak kitab yang dibaca sembari sesekali diberi penjelasan sesuai dengan ilmu tafsir.
Baca Juga: Peringatan Wafat Isa Almasih, Polisi Lakukan Pengamanan Sejumlah Gereja di Sumedang
Salah seorang pengasuh ponpes,
Muhammad Alawi Al Maliky, membenarkan bila jadwal kegiatan lebih padat dari biasanya.
Yang pasti, ada penambahan waktu dari agenda rutin seperti pasaran kitab kuning yang biasanya dimulai dari pukul 08.00-10.00 WIB, di bulan ramadhan ditambah sampai Dzuhur dan setelah Dzuhur sampai Asar.
Setelah Asar dilanjutkan dengan Sima'an sebanyak 1,5 Juz oleh Pimpinan Ponpes KH. Dede Khoerudin atau kerap dipanggil Abu.
Begitupun tugas murojaah (setoran hapalan) atau ziadah (tambahan setoran hapalan) ditambah.
Meski padat, banyak santri takhosus (santri yang mondok) mengaku tak terbebani.
Menurut Alumni Institut Perguruan Tinggi Ilmu Alquran (IPTIQ) Jakarta ini, para justru terlihat antusias untuk memproduksi pahala yang hubungannya langsung dengan sang maha pencipta atau habluminalloh.
Baca Juga: Bupati Sumedang: Ketersediaan Bahan Pokok Masyarakat Akan Aman Hingga Lebaran
"Justru kami bersemangat karena fadilahnya sangat besar. Abu atau Umi Oba Badriatul Adawiyah maupun guru-guru kami semua kerap memotivasi kami," kata Nala Salsabila dan Azzah Laila Nur Azizah, santri takhosus di sela kegiatan setoran murojaah.
Khas
Bacaan surat yang dipilih dalam kegiatan salat tarawih di masjid tersebut juga jadi ciri khas tersendiri dimana imam menyelesaikan satu Juz setiap malam.
Jadi bagi yang tidak pernah absen dan khusu saat mendengarkan surat yang dibacakan Imam, maka selama bulan Ramadhan, jemaah pun diyakini ikut menikmati pahala menyelesaikan atau khatam Al-Qur'an selama tarawih.
Baca Juga: LIVE IYC Indonesia All Star vs Bali United. Simak Jadwal Acara RCTI Jumat 15 April 2022
"Kalau yang tahu fadilah Qiyamul lail (tarawih) dan dengan menamatkan bacaan Al-Quran seperti ini pasti akan jadi buruan jemaah. Sebab ketika di suatu majelis dikhatamkan Al Qur'an, maka sebanyak 65.000 malaikat diriwayatkan ikut berdoa, " kata
pengelola Ponpes yang juga putra sulung pimpinan Ponpes Tahfizul Quran Nurul Iman KH. Dede Khoerudin ini.
Dalam pelaksanaan taraweh yang juga diikuti sejumlah warga setempat serta para santri, baru Kh. Dede Khoerudin dan M. Alawi yang menjadi imamnya.
"Kebanyakan yang jadi imamnya ya Abu (KH. Dede). Alhamdilillah Abu masih diberi kekuatan kesehatan dalam mengemban tugas ini meski waktu istirahatnya sangat terbatas, " ujar Alawi.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Jumat 15 April 2022: Capricorn, Aquarius, Pisces. Waduh, Saldo ATM Kamu Terus Menipis
Ditambahkan, tradisi yang sudah dilakukan sejak ponpes itu berdiri tahun 1987, kata Alawi, sebagai bentuk takzim terhadap kebiasaan guru KH. Dede Khoerudin saat dirinya menimba ilmu di Pondok Pesantren Dar Al-Quran Arjawinanun Cirebon.***
