KABAR PRIANGAN - Hasil pemetaan riset Tim Program Kreativitas Mahasiswa-Riset Sosial Humaniora (PKM RSH) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, sebesar 8,9% wilayah rawan tinggi terancam kepunahan bahasa Sunda yang disebabkan pengaruh geografis. Temuan baru hasil wawancara itu karena kurangnya penggunaan bahasa Sunda akibat rendahnya tingkat literasi budaya. Tingkat literasi budaya mereka juga dipengaruhi karena kecenderungan zilenilal ikut tren masa kini.
Secara keseluruhan, faktor kepunahan bahasa terjadi karena pengaruh geografis, sosiologi, dan linguistik yang berkaitan satu sama lain. Dipengaruhi pula oleh bagaimana tingkat literasi budaya setiap orang.
Gabungan tiga disiplin illmu yang mempelajari pengaruh bahasa oleh faktor geografis, sosiologis, dan linguistik itu sendiri. Dalam konteks bahasa Sunda di wilayah Bandung yang termasuk pada Sunda Priangan, geososiolinguistik dapat digunakan untuk memahami pengaruh tempat tinggal terhadap literasi budaya dan bahasa.
Sebelumnya, Tim PKM RSH UPI mengambil peluang dalam riset geososiolinguistik yang diselenggarakan oleh Kemenristekdikti melalui Ditjen Belmawa. Mereka menelusuri bagaimana kajian geososiolinguistik dapat memengaruhi bahasa. Dalam hal ini, bahasa Sunda menjadi objek telusurnya.
Tim PKM RSH UPI yakni Tim Orionious beranggotakan Dian Hamidah, Neng Saina, Robby Ismail Fasya, dan Salsa Fatia Azhar berhasil lolos Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas-36) 2023. Tim ini juga dibimbing oleh Dosen Dr. Wina Nurhayati Praja, MPd, mengumpulkan data dari masyarakat Sunda di wilayah Bandung Raya (Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, dan Kota Bandung).