Sempat Terpuruk Karena Pandemi, Pedagang Pasar Wado Sumedang Tak Ada yang Gulung Tikar

10 November 2021, 14:54 WIB
Konsumen sedang berbelanja kebutuhan di kios kelontong Pasar Wado Sumedang, Rabu (10/11/2021).Pedagang mengaku masih belum ada peningkatan pembeli meski wilayah Sumedang sudah masuk PPKM Level 2. /kabar-priangan.com/Nanang Sutisna/

KABAR PRIANGAN - Pedagang Pasar Wado, Kabupaten Sumedang mengaku masih belum ada peningkatan pembeli meski wilayah Sumedang sudah beberapa pekan masuk dalam Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 2. 

Belum beranjaknya pembeli dirasakan oleh pedagang sandang, kelontongan dan pedagang daging serta ikan.

"(Pembeli) belum normal seperti sebelum pandemi. Tapi (pembeli)tidak juga terlalu sepi," ujar Serin, pedagang sandang di Pasar Wado, Rabu 10 November 2021.

Baca Juga: Hari Pahlawan, Menteri PPPA Ziarah ke Makam Cut Nyak Dien di Sumedang

Menurutnya, jika dibandingkan dengan kondisi sebelum pandemi, saat ini konsumen atau pembeli turun sekitar 50 persen. Kondisi terparah, kata dia terjadi pada masa PPKM darurat. Dimana konsumen, turun hingga 80 persen.

"Alhamdulillah tidak sampai gulung tikar. Mudah-mudahan setelah normal bisa kembali mendapatkan konsumen yang banyak," ucapnya.

Hal serupa dirasakan oleh Neng Winda, salah seorang pedagang kelontong. Ia menyebutkan, sepinya pembeli sudah dirasakan sejak setahun lalu. Memasuki PPKM Level 2, dimana aktivitas mulai sedikit longgar, tidak lantas membuat konsumen meningkat.

Baca Juga: OJK Cabut Izin OVO Finance Indonesia, Bukan Dompet Digital OVO

"Kami juga kan harus bersaing dengan pedagang kelontong lainnya di pasar ini. Tapi katanya semua kios (kelontong) juga sepi. Wajar,karena daya beli masyarakat mungkin masih lemah," katanya.

Neng Winda mengatakan, untuk pedagang kelontong di pasar, selain bersaing dengan pedagang di kios lainnya juga harus bersaing dengan pedagang diluar pasar bahkan dengan mini market.

"Makanya saat pandemi ini kami sangat terpuruk. Tapi Alhamdulillah tidak bangkrut. Mudah-mudahan aktivitas masyarakat kembali longgar dan banyak konsumen yang datang ke pasar," tuturnya.

Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 10 November 2021: Ikbal Berusaha Mengambil HP Denis dari Aldebaran

Koordinator Pasar Wado Cecep Budiman menyebutkan, untuk pedagang sandang dan kelontong memang masih belum terjadi adanya peningkatan pembeli. Berbeda dengan pedagang sembako dan sayuran serta pedagang yang sifatnya menyediakan kebutuhan sehari-hari.

"Untuk pedagang sembako, sayuran dan kebutuhan sehari-hari sebenarnya normal-normal saja. Setiap hari juga pasti konsumennya ada," ucapnya.

Untuk pedagang sembako, kata Cecep memang sudah memiliki langganan tetap seperti pedagang warung eceran dan langganan dari masyarakat umum yang setiap harinya membeli kebutuhan sembako dan sayuran.

Baca Juga: Bupati Sumedang Proyeksikan Pembangunan Kawasan Pemerintah Kecamatan Terintegrasi di Ujungjaya

Cecep mengakui, belakangan ini pedagang pasar juga memang dihadapkan dengan persaingan menghadapi mini market dan pasar dadakan. Sehingga langganan atau pembeli yang sudah biasa ke pasar tergerus oleh keberadaan mini market dan pasar dadakan.

"Terutama pedagang sandang, kelontongan ya harus bersaing dengan pedagang di luar pasar," katanya.

Namun demikian, hingga saat ini, kata Cecep tidak ada pedagang yang mengalami gulung tikar. Dari jumlah 232 kios yang ada di Pasar Wado semuanya terisi. 

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Sumedang Kembali Merangkak Naik, Warga Diimbau Tetap Waspada

"Dari 232 kios yang ada, sebagian pedagang sandang kelontongan dan sebagian lain pedagang sayuran, sembako,daging dan ikan," ujarnya.***

Editor: Nanang Sutisna

Tags

Terkini

Terpopuler