Hal senada dikatakan Ketua Paguyuban Tahu Kota Banjar, Enceng. Menurutnya, pelaku usaha yang menekuni usaha jualan tahu dan dipasarkan Pasar Banjar sebanyak 50 orang.
"Semua pelaku usaha tahu kompak mogok dua hari. Diharapkan mogoknya perajin tahu dan tempe di Kota Banjar, ada perhatian dari pemerintah. Harga kacang kedelai bisa ditekan agar turun," ujarnya.
Lebih lanjut dia mengatakan, antisipasi kerugian yang berkepanjangan, diprogramkan setelah mogok dua hari, ada penyesuaian harga atau mengalami kenaikan berkisar Rp 500 per buah.
Di tempat terpisah, Kepala Dinas KUKMP Kota Banjar, H. Edi Herdianto, menyatakan, daerah tak berwenang melakukan intervensi atas kenaikan harga kacang kedelai. Menurutnya, permasalahan kenaikan kedelai adalah kewenangan pusat.
"Stok kacang kedelai, bahan baku tahu tempe di Kota Banjar, kondisinya aman. Masih bisa mencukupi kebutuhan pelaku usaha perajin tahu tempe," ujar H. Edi.
Baca Juga: Hari Ini, Wapres Bakal Resmikan BLK Komunitas di Cipasung
Pedagang Daging Terdampak
Mogok perajin dan penjual tahu tempe berdampak meluas juga. Hal ini dirasakan pedagang ayam juga di Pasar Banjar.
"Tahu tempe selalu berdampingan dengan daging ayam. Saat tidak ada tahu dan tempe di pasaran, penjualan daging ayam anjlok mencapai 40 persen," ujar pedagang daging ayam di Pasar Banjar, Ny. Atih (40) dan Unay (37).