"Kalau di zaman Corona sekarang ini susah, karena pemasarannya gak bisa. Orderan dari Batam, Bali, Singapura juga juga berhenti total, karena tempat usaha di sana juga tutup semua, malah ada yang gulung tikar karena lama gak bisa buka tokonya. Jadi saya mah berharap pandemi ini cepat berakhir. Karena dulu mah cari uang juga gak susah kayak sekarang ini," sambung Dayat.
Baca Juga: Tiga Buah Mortir Diledakan Tim Gegana Polda Jabar di Sodonghilir Kabupaten Tasikmalaya
Kata Dayat, dirinya pernah mendapatkan bantuan sosial berupa sembako. Namun baginya, sembako bukanlah solusi.
"Tapi bantuan sosial seperti itu bukan solusi untuk menutupi kebutuhan hidup sehari-hari. Yang kami butuhkan juga bukan modal sekarang ini, tapi pemasaran. Kalau pemasarannya jalan, modal juga pasti ada," tuturnya.
Dayat dan para pengrajin seni ukir lainnya hanya berharap, pandemi Covid 19 segera berakhir, sehingga ia bisa kembali berusaha.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Sumedang Titus Diah mengatakan, ia sejauh ini telah berkeliling Sumedang dan menerima keluhan yang sama dari para pelaku usaha di bidang kerajinan.
Titus menuturkan, bantuan sosial memang tidak menjadi solusi dalam membantu ekonomi para pelaku usaha.
"Yang mereka butuhkan saat ini adalah pemasaran. Usaha mereka tidak jalan karena akses pemasarannya tidak ada. Ini menjadi aspirasi untuk kami carikan solusinya bersama dengan pemerintah daerah," ujarnya.
Titus mengatakan, sebagai solusi awal, ia telah menyampaikan Pemkab Sumedang, Dinas Instansi hingga perusahaan lain di Sumedang untuk memanfaatkan produk para pengrajin ini menjadi cenderamata.
Baca Juga: Kapolres Sumedang Pastikan Pelaksanaan Vaksinasi di PT Kahatex Lancar