Gabung Komunitas Usaha Binaan Airlangga, UMKM Olahan Susu di Tasikmalaya Kembali Bergeliat

- 21 November 2021, 22:20 WIB
Ade Nurhayati (51) pemilik usaha olahan susu dari Kota Tasikmalaya yang terdampak pandemi Covid-19. Seiring pandemi yang kian terkendali, usahanya kini mulai kembali bergeliat.*
Ade Nurhayati (51) pemilik usaha olahan susu dari Kota Tasikmalaya yang terdampak pandemi Covid-19. Seiring pandemi yang kian terkendali, usahanya kini mulai kembali bergeliat.* /kabar-priangan.com/Istimewa

KABARPRIANGAN - Ade Nurhayati (51), pemilik usaha olahan susu dari Kota Tasikmalaya adalah salah satu pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang terdampak pandemi Covid-19.

Ade yang sebelumnya mengandalkan penjualan di sekolah-sekolah dan toko oleh-oleh, jatuh terpuruk karena sekolah dan tempat wisata tutup.

Namun hal itu tak membuatnya menyerah. Ade berhasil bertahan dengan mengoptimalkan penjualan online dan bergabung dengan komunitas UMKM usAHA binaan Airlangga Hartarto. Seiring pandemi yang kian terkendali, usahanya kini mulai kembali bergeliat.

Baca Juga: Putra-Putri Pendiri PPI 19 Bentar Berikan Kadeudeuh, Meneruskan Eksistensi Titinggal Kolot

Sebelum pandemi, Ade yang menjual produk olahan susu seperti susu segar, stick yogurt, yogurt murni kemasan botol, dan permen karamel susu, sempat memiliki 30 freezer yang ditaruh di sekolah-sekolah di wilayah Tasikmalaya, Ciamis, hingga Pangandaran.

Ade juga menitip jualkan produk permen karamel susu dan yogurtnya ke sejumlah toko oleh-oleh.

Namun sejak pandemi melanda dan pemerintah menerapkan kebijakan pembelajaran jarak jauh untuk mencegah penyebaran Covid-19 di sekolah, usahanya terhenti. 30 freezer yang ia miliki, tidak terpakai. Toko oleh-oleh pun sepi karena tempat wisata ditutup dan mobilitas warga dibatasi.

Baca Juga: Peparnas Papua 2021, Atlet Asal Garut Sumbang 8 Medali untuk Jabar. Tetap Diapresiasi Meski Tak Sesuai Target

Sebelum pandemi, Ade bisa menjual 60-100 liter yogurt per hari. Setelah pandemi ia hanya bisa menjual sekitar 40 liter per hari.  "Itu juga bersyukur masih bisa terjual. Sebelum pandemi omset sampai Rp 30 juta per bulan, setelah pandemi paling besar Rp 10 juta per bulan," ucapnya.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x