Pengrajin Batik Kota Tasikmalaya Pertahankan Batik Tulis Asli, Tetap Bertahan Saat Masa Pandemi 

- 17 Desember 2021, 21:15 WIB
Sejumlah pekerja pembuatan batik tulis yang rata-rata berusia lanjut melakukan aktivitas pembuatan batik di Kampung Cigeureung, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jumat 17 Desember 2021.*
Sejumlah pekerja pembuatan batik tulis yang rata-rata berusia lanjut melakukan aktivitas pembuatan batik di Kampung Cigeureung, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jumat 17 Desember 2021.* /Kabar-Priangan.com/Asep MS

"Ya kalau untuk kualitas batik tulis masih cukup disukai pasar dengan harga yang juga tinggi," ujar Deden Supardi salah seorang pengrajin batik Kampung Ciroyom Kelurahan Cigeureung, Jumat 17 Desember 2021.

Namun, ujar Deden, karena berbagai kendala dan mahalnya biaya pembuatan batik tulis serta persaingan pasar yang semakin sempit, secara perlahan banyak pengusaha batik tradisional di Kota Tasikmalaya beralih ke batik yang diproses secara modern.

Baca Juga: PDAM Tirta Medal Sumedang Berbenah Usai Alami Kerugian Hingga Rp3,3 Miliar

Batik dengan pola modern bisa terlihat dari motifnya yang lebih geometrik, dengan tonjolan gambar lebih berupa adanya garis, bulatan, segitiga atau kotak dan juga titik-titik yang terpampang pada kain.

"Sedangkan batik tradisional dalam tonjolan gambar biasanya lebih mempertahankan adanya motif-motif kawung, lereng, dan burung," katanya.

Lebih lanjut kata Deden, upaya para pengrajin batik di Kota Tasikmalaya dalam hal menciptakan kreativitas dalam pembuatan batik-pun terus dilakukan dan mampu membuahkan hasil yang cukup bagus khususnya dalam hal menembus peluang pasar.

Baca Juga: Ditjen Perhubungan Darat Imbau Seluruh Awak Kendaraan Miliki Perlindungan dari BPJS Ketenagakerjaan

Walaupun seiring dengan adanya pandemi covid-19 usaha kerajinan batik sedikit tersendat khususnya dalam hal pemasaran akibat banyaknya pembatasan-pembatasan. "Namun kalau sampai ada yang gulung tikar di sini tidak ada," kata Deden.

Hanya saja, ujar Deden, pihaknya meminta agar batik yang telah menjadi salah satu prodak unggulan Kota Tasikmalaya, tidak hanya namanya saja melainkan harus menjadi satu ikon keseharian Kota Tasikmalaya.

"Meski sudah di terapkan di setiap SD, SMP, SMK, dan SMA namun baru sebatas batik printing alias tekstil," ujarnya.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x