Minyak Goreng Susah Didapat Harga Kedelai Melonjak, Pedagang Gorengan Tempe Bandung di Tasikmalaya Was-was

- 18 Februari 2022, 13:53 WIB
Pedagang gorengan tempe Bandung di Kota Tasikmalaya, mulai was-was dengan mahalnya harga miyak goreng dan kacang kedelai.
Pedagang gorengan tempe Bandung di Kota Tasikmalaya, mulai was-was dengan mahalnya harga miyak goreng dan kacang kedelai. /Kabar-priangan.com/Erwin R/

 

KABAR PRIANGAN - Meski turunnya harga minyak goreng kemasan yang dipatok di angka Rp14.000 rupiah, namun minyak goreng bersubsidi itu sulit didapatkan.

Sejak diberlakukanya harga murah oleh Menteri Perdagangan dan Perindustrian, hingga kini belum bisa dinikmati oleh semua kalangan, terutamana untuk kaum pelaku UMKM.

Dibatasinya pembelian minyak goreng bersubsidi hanya satu pak 2 liter, tidak bisa menutupi kebutuhan untuk produksi.

Baca Juga: Bapenda Sumedang Mulai Cetak SPPT PBB P2, WP Diminta Siap-siap Bayar Pajak Tahun 2022

Salah satunya kondisi dirasakan oleh Aris Gentanu (49) yang berjualan dan memproduksi gorengan tempe Bandung, di Jln Pasar Wetan Kota Tasikmalaya.

Meski Pemerintah telah mematok harga minyak goreng kemasan di angka Rp14.000 perliter, namun tak berpengaruh karena pembeliannya di batasi, sehingga ia tetap harus menggunakan minyak curah yang harganya dijual di pasaran di atas Rp20.000 per liter.

Sebab usahanya tersebut membutuhkan ketersediaan yang rata rata perharinya menghabiskan hingga 50 kg minyak goreng curah.

Baca Juga: Menikmati Sarapan Kuliner Legend Ciamis, Soto Iyun. Cita Rasa yang Terjaga Selama 35 Tahun

"Bagi kami turun harga minyak kemasan sama sekali tak mempengaruhi, karena pembeliannya dibatasi, ya terpaksa masih menggunakan minyak sayur curah, meski sedikit mengalami penurunan, yang awalnya Rp21.000 perkilo kini menjadi Rp20.000 perkilogramnnya," ungkap Aris, Jumat 18 Februari 2022.

Untuk menutupi kerugiannya, ia kemudian menaikan harga jual gorengan. Akan tetapi ada sedikit imbas dari kenaikan harga tersebut, penjualan menjadi sedikit menurun. Selain itu pelanggan juga ada yang keberatan.

"Kami terpaksa menaikan harga yang awalnya harga gorengan tempe bandung di bandrol Rp44.000 perkilo, kini saya jual Rp50.000 perkilonya, karena kalo tidak dinaikan kami kewalahan," ujarnya saat di temui di tokonya.

Baca Juga: Seni Tarawangsa Sumedang Bakal Diusulkan Sebagai Warisan Seni Budaya Dunia

Selain itu kenaikan minyak sayur diperparah dengan naiknya bahan baku yang lainnya, seperti tepung kanji, terigu  dan bumbu bumbu lainnya.

Terutama bahan baku tempe saat ini cukup khawatir sulit didapatkan. Sebab para perajin tempe kesulitan mendapatkan kedelai karena harga kedelai naik cukup signifikan hingga Rp11.000 per kilogramnya.

Ini juga akan berimbas terhadap produksi usaha gorengan tempe bandung. Sebab, jika harga kedelai terus naik maka perajin tempe juga bisa saja menaikan harga atau malah mogok produksi.

Baca Juga: Hadapi Persipura, Persib Bandung Punya Persiapan Satu Hari. Robert Alberts Siapkan Pasukan Terbaiknya

"Awalnya para pelanggan kami protes adanya kenaikan, namun setelah di jelaskan mengalami kenaikan ya akhirnya bisa menerimanya, agar kami tetap bisa berjualan," pungkasnya.

Harga-harga bahan baku lainnya diprediksi akan terus mengalami kenaikan seiring menghadapi bulan suci Ramadan, sehingga ia pun kini mulai menyetok produksinya agar bisa memenuhi permintaan para pelanggannya.***

 

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah