"Perebusan pertama dilakukan selama tiga jam. Kemudian ditiriskan dulu hingga dingin. Lantas direbuskembali selama dua jam. Baru caruluk ini bisa dikupas," jelas dia.
Proses pengupasan buah nira untuk mengambil biji cangkaleng ini yang memerlukan kepiawaian khusus. Pasalnya tahapan ini dilakukan ketika buah nira masih dalam keadaan panas. Setelah cukup banyak yang terkupas, maka cangkaleng ini dicuci hingga bersih dan direndam selama semalaman.
Proses belum berhenti disana, sebab cangkaleng memerlukan tahapan penggeprekan untuk menghasilkan tekstur lebih lunak dan empuk.
Baca Juga: Ditikung Bhayangkara FC, Persib Bandung Gagal Datangkan Ciro Alves
Barulah cangkaleng siap untuk dijual atau dibawa ke pengepul. Harga pada musim ini cukup lumayan, yakni berkisar Rp 6.000 sampai Rp 7.000 per kg.
"Alhamdulillah menjelang bulan ramadan ini permintaan akan cangkaleng meningkat drastis," ujar Dudu.
Dikatakan dia, saat ini pihaknya cukup kesulitan untuk mendapatkan bahan baku buah nira jika mengandalkan pasokan sekitar Salawu. Sebab kini pohon nira atau pohon aren tersebut kini jauh lebih sedikit dari masa 10 tahun lalu.
Baca Juga: Ramalan Zodiak Senin 4 April 2022: Capricorn, Aquarius, Pisces. Kabar Baik Akan Menghiasi Harimu
Selain sudah banyak pohon tidak produktif dan kemudian ditebang pemilik lahan, kini mereka bersaing dengan para penyadap gula aren. Sebab bahan baku yang dipakai sama-sama dari pohon nira ini.
"Apalagi saat ini banyak buah caruluk yang masih sangat muda, sehingga belum siap untuk dijadikan cangkaleng," tambah dia.